Langsung ke konten utama

Teknik Penumbuhan Biji Anggrek Hasil Persilangan pada Media Kultur

*Oleh: Ir.Sri Hartati, MP (PeerGroup Puslit Biotek Biodiv)

Tanaman anggrek merupakan tanaman khas Indonesia yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Salah satu jenis anggrek Indonesia yang merupakan kebanggaan nasional adalah anggrek bulan (Phalaenoposis). Jenis ini terdiri atas 60 spesies, 22 diantaranya tumbuh alami di Indonesia. Plasma nutfahnya tumbuh alami di Sulawesi, Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Kendati sebagai gudangnya anggrek Phalaenopsis, belum banyak silangan yang dihasilkan oleh Indonesia.
Anggrek yang diminati pasar adalah anggrek dengan kapasitas produksi bunga tinggi dengan bentuk dan warna yang menarik, mahkota bunga kompak, tekstur tebal, tahan lama sebagai bunga potong, jumlah kuntum bunga banyak, kuntum bunga tidak gugur dini akibat kelainan genetis, serta tahan terhadap hama dan penyakit.

Salah satu cara untuk mendapatkan spesies anggrek dengan sifat-sifat tersebut diatas adalah melalui teknik persilangan baik antar spesies maupun genus. Persilangan yang berhasil akan menghasilkan buah. Biji-biji dalam  buah anggrek dikecambahkan dalam media tanam berupa agar-agar yang telah diperkaya dengan unsur-unsur hara untuk membantu perkecambahan. Hal ini karena biji anggrek ukurannya sangat kecil dan tidak memiliki endosperm.

Usaha peningkatan anggrek secara kualitas dapat dilakukan dengan usaha perbaikan genetik melalui persilangan, sedangkan untuk peningkatan kuantitas dapat dilakukan dengan perbanyakan melalui kultur in vitro, jumlah anakan yang didapat lebih banyak dalam waktu yang relatif lebih singkat. Penggunaan media tumbuh dan pemberian zat pengatur tumbuh dalam budidaya anggrek secara in vitro akan mempengaruhi pertumbuhan dari tanaman anggrek itu sendiri. Media kultur yang memenuhi syarat adalah media yang mengandung nutrient makro dan mikro dalam kadar dan perbandingan tertentu, serta sumber tenaga (umumnya digunakan sukrosa).

Seringkali juga mengandung satu atau dua macam vitamin dan zat perangsang pertumbuhan. Media tumbuh yang sering digunakan dalam budidaya anggrek secara in vitro adalah Vacin and Went. Sedangkan zat pengatur tumbuh yang sering digunakan adalah jenis auksin. Penggunaan media dan zat pengatur tumbuh yang tepat diharapkan pertumbuhan in vitro anggrek menjadi lebih baik. Pada penelitian ini, digunakan anggrek hasil persilangan, yaitu persilangan antara ♀Phalaeonopsis pinlong cinderela >< ♂Phalaeonopsis joanekileup “June”

*** disunting dari web Puslitbang Bioteknologi dan Biodiversitas LPPM UNS

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERKEMBANGAN EMBRIO DAN IMPLANTASI PADA MAMALIA

A. Fase Embrionik          Tahap awal perkembangan ternak mamalia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa fertilisasi. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio.Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu : Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina. Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage) Tiga fase embrionik yaitu : 1. Morula Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat.Morulasi yaitu proses t

Teknik Persilangan Bunga Anggrek

Indonesia merupakan pusat keanekaragaman genetik beberapa jenis anggrek yang berpotensi sebagai tetua untuk menghasilkan varietas baru anggrek bunga potong, seperti Dendrobium , Vanda , Arachnis , dan Renanthera , maupun sebagai tanaman pot, seperti Phalaenopsis dan Paphiopedilum . Prospek tanaman anggrek dianggap masih sangat cerah untuk dikembangkan. Namun  potensi  ini  belum  dimanfaatkan secara proporsional, hal ini dapat dilihat dari nilai ekpor anggrek Indonesia yang hanya 3 juta US$ per  tahun. Angka  tersebut  termasuk kecil  jika dibandingkan dengan nilai ekspor Negara tetangga Singapura 7,7 juta US$ dan Thailand 50 Juta US$.  Sementara   potensi   perdagangan   dunia  150 juta US$ per   tahun  (Bank Indonesia 2004). Rendahnya produksi anggrek Indonesia  antara  lain  disebabkan  kurang  tersedianya  bibit  bermutu,  budidaya  yang kurang efisien serta penanganan pasca panen yang kurang baik. Untuk memenuhi permintaan pasar yang cenderung meningkat maka diperlukan ketersedi

Warna Ungu Terong

Sudah tidak asing lagikan dengan terung? Iya, terung yang dalam bahasa Inggris disebut  eggplant merupakan sayuran buah yang biasa kita konsumsi. Tapi, apakah kalian sempat memikirkan kenapa terung berwarna ungu? Beberapa orang kebanyakan pasti akan terlintas pertanyaan seperti itu. Sebenarnya ada beberapa warna pada terung, mulai warna ungu, hijau dan akhir-akhir ini telah ditemukan yaitu berkat kultur jaaringan terung berwarnaa pink, unik bukan? Dengan warna yang menarik tersebut mungkin akan menambah selera makan kita. Tetapi kali ini kita akan membahas dibalik warna ungu pada terung. Terong berwarna ungu karena kandungan antosianin  Warna ungu pada terong terbentuk karena andil dari zat antosianin yang merupakan pigmen pemberi warna ungu. Zat ini Merupakan senyawa flavanoid yang melindungi sel dari sinar ultra violet. Terong ungu kaya akan zat antosianin, sehingga warna ungunya cukup mendominasi pada terong. Zat antosianin mampu berperan dalam menghambat oksidasi dari tok