Kelompok Studi Ilmiah

Kelompok Studi Ilmiah adalah unit kegiatan mahasiswa di Fakultas Pertanian UNS yang bergerak di bidang keilmiahan.

Pelantikan Pengurus KSI FP UNS 2018

KSI (Kelompok Studi Ilmiah) adalah salah satu organisasi kemahasiswaan yang memiliki anggota-anggota sebagai pengurus yang siap melanjutkan perjuangan serta berkemauan tinggi dalam berkontribusi bagi almamater, bangsa dan negara. Pelantikan kepengurusan KSI FP UNS 2018 periode tahun 2018-2019 dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 2018 dan bertempat di aula FP UNS yang tepatnya di gedung B lantai 2.

Kabinet Aksata Gantari

Kabinet Aksata Gantari
Pelantikan Pengurus KSI 2023

Kamis, 03 November 2022

SMA : Social Media Analyze





[Sosial Media Analyze]

Obat dengan bentuk sirup yang kita kenal dan sering kita jumpai sehari-hari ternyata memiliki efek samping yang tidak kita kira-kira. Efek samping dari obat berbentuk sirup ini berupa gagal ginjal yang umumnya banyak menyerang anak kecil. Namun tidak semua obat sirup dapat menyebabkan efek samping tersebut. Yuk simak lebih dalam mengenai obat sirup penyebab gagal ginjal dari postingan di atas.

_______________________________________
KSI FP UNS
Bersama KSI, Tunjukkan Kita Punya Aksi!
#KABINETPADMANISPATTI #KSIPADNIS #KSI2022
_______________________________________
Temukan KSI FP UNS di
📸 Instagram : @ksifpuns
💬 Twitter : @ksifpuns_
🎼 Tiktok : @ksifpuns
🌐 Website : tulisan-kami.blogspot.com
🎥 Youtube : KSI FP UNS
📧 Email : ksi.faperta.uns@gmail.com


 

Jumat, 30 September 2022

PAHIT DAN MEMILUKANNYA 57 TAHUN YANG LALU

Penulis : Triyan Prastiwi

Editor : Silva

Ilustrator : Nona Chayanie


 PAHIT DAN MEMILUKANNYA 57 TAHUN YANG LALU


    Tepat 57 tahun silam G30S PKI atau gerakan 30 September yang dilancarkan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) menjadi salah satu sejarah pahit bagi pemerintah Indonesia pada waktu itu. Peristiwa tersebut terjadi tepat hari ini (30/9) pada tahun 1965. PKI merupakan salah satu partai tertua dan terbesar di Indonesia. Partai ini mengakomodir kalangan intelektual, buruh, hingga petani. Partai ini dapat dikatakan berhasil mengambil atensi dari rakyat Indonesia pada masa itu. Dibuktikan pada pemilu tahun 1955, PKI berhasil meraih 16,4 persen suara dan menempati posisi keempat di bawah PNI, Masyumi, dan NU. 


   Secara umum, G30S PKI merupakan peristiwa pemberontakan yang mengakibatkan korban dari kalangan petinggi militer Indonesia di malam 30 September 1965. Peristiwa ini dilatarbelakangi oleh dominasi ideologi Nasionalisme, Agama, dan Komunisme (NASAKOM) yang berlangsung sejak Era Demokrasi Terpimpin diterapkan, yakni tahun 1959-1965 di bawah kekuasaan Presiden Soekarno. Beberapa hal lain yang menyebabkan mencuatnya gerakan tersebut adalah ketidakharmonisan hubungan anggota TNI dan juga PKI, sehingga pertentangan pun muncul di antara keduanya. Selain itu, desas-desus kesehatan Presiden Soekarno juga turut melatarbelakangi pemberontakan G30S PKI. Sejarah berdirinya PKI juga tak lepas dari Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV), partai kecil berhaluan kiri yang didirikan oleh tokoh Sosialis Belanda. ISDV menyusup ke partai-partai lokal baik besar maupun kecil, seperti Sarekat Islam (SI). Peristiwa G30S PKI terjadi pada tahun 1965 dan dimotori oleh Dipa Nusantara Aidit atau DN Aidit, pemimpin terakhir PKI. Di bawah kendali DN Aidit, perkembangan PKI semakin nyata walaupun diperoleh melalui sistem parlementer.


      Peristiwa G30S PKI terjadi pada malam hingga dini hari, tepat pada akhir tanggal 30 September 1965 hingga memasuki 1 Oktober 1965, PKI mengincar perwira tinggi TNI AD Indonesia. Perwira tinggi yang menjadi korban G30S PKI antara lain Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Mayor Jenderal Raden Soeprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan, dan Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo. Di samping itu, gugur pula ajudan Menhankam/Kasab Jenderal Nasution, yakni Letnan Satu Pierre Andreas Tendean, pengawal Wakil Perdana Menteri II Dr. J. Leimena, dan Brigadir Polisi Satsuit Tubun. Salah satu Jenderal yang berhasil selamat dari serangan PKI adalah AH Nasution. Namun, putrinya yang bernama Ade Irma Suryani Nasution tidak bisa diselamatkan. 


    30 September 1965 menjadi sejarah yang sangat memilukan bagi bangsa Indonesia dengan terbunuhnya para perwira tinggi negara di tangan PKI dengan cara yang sangat tidak lazim. Tanggal 30 September merupakan hari berkabung nasional bagi bangsa Indonesia. Setiap tanggal 30 September pemerintah mengimbau agar masyarakat mengibarkan bendera setengah tiang untuk memberikan penghormatan terhadap para pahlawan Indonesia yang terbunuh dalam tragedi G30S PKI.

Sabtu, 24 September 2022

Menyelami Perjuangan Pahlawan Agraria Bangsa

 

Menyelami Perjuangan Pahlawan Agraria Bangsa


Penulis         : Monica Febriani
Editor           : Nikken Yunia Windyasti
Ilustrator      : Hanan Nafi'ah

Hari Tani Nasional ditetapkan pada 24 September 1963 yang bertepatan dengan disahkannya UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (UUPA 1960). Kala itu menjadi momentum berharga bagi kaum petani Indonesia yang bebas dari penderitaan dan cengkraman kolonialisme dari penjajah. UUPA 1960 menjadi upaya pemerintah untuk merombak sistem pertanian dalam negeri dengan menjadikannya sebagai tonggak hukum agraria di Indonesia. Salah satu pahlawan agraria bangsa yang memiliki peran penting demi kesejahteraan masyarakat dari segi ketahanan pangan dan ekonomi negara dikenal sebagai petani. Petani di Indonesia dapat memanfaatkan tersedianya kekayaan agraria menjadi sumber utama mata pencaharian petani dan menjadi tanggung jawab seluruh rakyat Indonesia.

Hal tersebut berdasarkan pada UUD 1945 Pasal 33 Ayat (3) yaitu, “bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.” Apabila kemakmuran rakyat tercapai maka hal tersebut merupakan salah satu bentuk sifat perlawanan terhadap sistem kolonialisme. Oleh karena itu UUPA memiliki prinsip utama, yaitu menempatkan tanah untuk kesejahteraan rakyat. Hal ini berangkat dari sejarah petani Indonesia yang mengalami masa terpuruk selama penjajahan, dimana hak kepemilikan tanahnya dirampas, tuntutan rodi, dan pungutan-pungutan lain yang merugikan.

Sebagai warga negara Indonesia, kita memahami bahwa negara Indonesia sebagai negara agraris yang memerlukan peran petani. Apresiasi dan penghargaan layak didapatkan untuk salah satu pahlawan agraria kita ini. Pahlawan ini memberikan jasa yang luar biasa pada bidang pangan. Akan tetapi, seiring dengan perubahan generasi serta digitalisasi, berbagai bentuk permasalahan yang dialami petani pun ikut berubah, salah satunya adalah kualitas sumber daya manusia yang berintegrasi dengan tingkat adaptif perkembangan teknologi pertanian. Sudah seharusnya kita agar lebih “peka” terhadap setiap permasalahan yang berkaitan dengan petani Indonesia, serta kita dapat berperan dalam upaya pembangunan agraria dalam negeri.

Selamat Hari Tani Nasional, jangan pernah melupakan sosok pahlawan agraria bangsa, karena tanpa jasa mereka kebutuhan pangan tidak akan mampu terpenuhi. “Sektor pertanian dan pangan adalah soal hidup matinya suatu bangsa”- Ir. Soekarno. Sikap menghargai pangan berarti juga menghargai jasa para petani hebat yang telah mengelolanya, harapan dan dukungan kami untuk kesejahteraan petani Indonesia dapat terus ditingkatkan demi kemajuan bangsa.

Rabu, 17 Agustus 2022

KETIKA SANG SAKA MERAH PUTIH BERKIBAR

KETIKA SANG SAKA MERAH PUTIH BERKIBAR 
 


Penulis : Nafiah Azizah Husna
Editor : Monica Triana Dewi
Ilustrator : Shanly Rizki Sahara 


          Tepat 77 tahun yang lalu, Indonesia berhasil mengibarkan bendera Sang Saka Merah Putih untuk pertama kalinya. Membacakan teks proklamasi oleh Ir. Soekarno yang memberitakan kepada dunia bahwa Bangsa Indonesia telah bebas dari penjajah dan dikatakan merdeka. Tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945 menjadi hari bersejarah Bangsa Indonesia yang ditetapkan sebagai hari memperingati Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
        Menjelang Hari Kemerdekaan Indonesia, rakyat Indonesia beramai-ramai ikut merayakan HUT RI dengan semangat kemerdekaan. Mulai dari mengadakan berbagai perlombaan yang tetap mengusung tema rasa kepahlawanan untuk mengenang jasanya bagi bangsa Indonesia. Tak hanya itu, diwajibkan bagi rakyat Indonesia untuk mengibarkan bendera Merah Putih setiap tempat tinggal dari Sabang sampai Merauke. Bahkan di setiap sudut perkotaan diwarnai dengan gagahnya Merah Putih berkibar. Sebagai bentuk rasa nasionalisme kepada negara untuk mengenang jasa para pahlawan, rakyat Indonesia melakukan upacara bendera. 
          Betapa jerih payahnya para pahlwan terdahulu berjuang memberikan kemerdekaan bagi bangsanya. Bahkan demi bangsanya mereka rela mengorbankan segalanya, nyawa, harta mereka korbankan demi sebuah kata 'Merdeka'. Maka dari itu, kita sebagai para penerus bangsa hendaknya bangga dengan semangat para pejuang terdahulu untuk menjaga tanah air tercinta, Bangsa Indonesia.  

Senin, 08 Agustus 2022

Bertautnya Negara Asia Tenggara

Bertautnya Negara Asia Tenggara

Penulis : Hanaya Shahnaz
Editor : Dea Amanda
Ilustrator : Zamia Atha

Semenjak munculnya pertentangan antara dua negara super power yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet. Negara-negara di kawasan Asia Tenggara telah menjadi wilayah persaingan, di mana kedua negara super power tersebut bersaing secara ideologis selama perang dingin. Selain persaingan ideologi, situasi pada saat itu juga dipenuhi dengan kekuatan militer kedua negara tersebut. Seiring berjalannya waktu, negara-negara di kawasan Asia Tenggara akhirnya menyadari bahwa situasi ini berpotensi mengganggu stabilitas dan keamanan nasional. Akibatnya, para pemimpin beberapa negara Asia Tenggara sepakat untuk menyatukan negara-negara Asia Tenggara untuk membuat asosiasi yang menjanjikan supaya lebih kuat dalam menghadapi situasi saat ini bersama-sama.

Tekad para pemimpin inilah yang menghantarkan pada sukses nya pembentukan sebuah asosiasi yang disebut ASEAN pada tanggal 8 Agustus 1967. ASEAN adalah singkatan dari Association of South East Asian Nations. Selanjutnya, perwakilan negara-negara Asia Tenggara menandatangani Deklarasi Bangkok, sebagai awal berdirinya ASEAN, yang mengemban misi “One Vision, One Identity, One Community”.

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN pertama kali diselenggarakan di Bali pada tahun 1976. KTT pertama membahas mengenai kesediaan negara-negara anggota ASEAN untuk memperkuat hubungan yang saling menguntungkan. Kerja sama ini dimulai dari bidang ekonomi, kesehatan, keamanan, pendidikan, kebudayaan, ilmu pengetahuan, penanganan bencana alam, teknologi, dan politik.

Kerja sama yang dilakukan oleh negara-negara Asia Tenggara menunjukkan  adanya hubungan yang saling menguntungkan. Berbagai macam perbedaan antarnegara inilah yang dapat saling melengkapi jika disatukan. Pembentukan asosiasi tersebut juga diharapkan dapat melindungi dan mengayomi serta mempersatukan negara-negara kawasan Asia Tenggara untuk menciptakan kawasan yang aman, damai, stabil dan sejahtera.