Langsung ke konten utama

SemNas dan Satelitte Meeting HITI “UPAYA PEMULIHAN LAHAN AKIBAT ERUPSI GUNUNGAPI”.

Adanya isu hangat mengenai dampak dari erupsi gunungapi, khususnya Gunung Merapi yang sudah lebih dari 2 bulan sejak terjadi erupsi masih meninggalkan permasalah-permasalahan dan pertanyaan untuk perbaikan ataupun pencegahan bencana di kemudian hari serta dalam rangka Dies Natalis Universitas Sebelas Maret Surakarta ke 35 tahun, Himpunan Ilmu Tanah Indonesia (HITI) bekerjasama dengan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta menyelenggarakan Seminar Nasional dan Satelitte Meeting dengan tema “UPAYA PEMULIHAN LAHAN AKIBAT ERUPSI GUNUNGAPI”.
Tujuan seminar ini adalah untuk mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai upaya pemulihan lahan akibat erupsi gunungapi; Membahas berbagai alternatif masukan pemulihan dan pengelolaan lahan akibat erupsi gunungapi yang optimal, efisien dan lestari terutama dari sisi Ilmu Tanah; Menyusun konsep pengelolaan lahan akibat erupsi gunungapi yang dapat di-diseminasi dan direplikasi ke daerah lain, dan; Mempererat tali silaturahmi antar sesama pemerhati Ilmu Tanah. 

Peserta:
Peneliti, akademisi, balai-balai litbang, Anggota HITI, pemerintah daerah, Bappeda, dinas lingkungan hidup, dinas kehutanan, dinas pertanian, dinas cipta karya, mahasiswa dan umum. 

Pelaksanaan: 
Hari, Tanggal : Selasa- Rabu, 26-27 April 2011
Waktu : 08:00 – 16:00
Tempat : Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta
Jl. Ir. Sutami No. 36A, Kentingan, Surakarta.
Field Trip: Cangkringan, Sleman dan Muntilan, Jawa Tengah 


Fasilitas:
Peserta akan mendapatkan fasilitas berupa seminar kit, sertifikat, snack dan makan siang. Makalah yang diundang dalam seminar, akan dimuat dalam prosiding 

Sekretariat
Jurusan Ilmu Tanah
Fakultas Pertanian UNS
Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta 57126
Telp./Fax. 0271 – 632477
CP: Dwi Priyo Ariyanto, S.P., M.Sc. 08156708076



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teknik Persilangan Bunga Anggrek

Indonesia merupakan pusat keanekaragaman genetik beberapa jenis anggrek yang berpotensi sebagai tetua untuk menghasilkan varietas baru anggrek bunga potong, seperti Dendrobium , Vanda , Arachnis , dan Renanthera , maupun sebagai tanaman pot, seperti Phalaenopsis dan Paphiopedilum . Prospek tanaman anggrek dianggap masih sangat cerah untuk dikembangkan. Namun  potensi  ini  belum  dimanfaatkan secara proporsional, hal ini dapat dilihat dari nilai ekpor anggrek Indonesia yang hanya 3 juta US$ per  tahun. Angka  tersebut  termasuk kecil  jika dibandingkan dengan nilai ekspor Negara tetangga Singapura 7,7 juta US$ dan Thailand 50 Juta US$.  Sementara   potensi   perdagangan   dunia  150 juta US$ per   tahun  (Bank Indonesia 2004). Rendahnya produksi anggrek Indonesia  antara  lain  disebabkan  kurang  tersedianya  bibit  bermutu,  budidaya  yang kurang efisien serta penanganan pasca panen yang kurang baik. Untuk memenuhi permintaan pasar yang cenderung meningkat maka diperlukan ketersedi

PERKEMBANGAN EMBRIO DAN IMPLANTASI PADA MAMALIA

A. Fase Embrionik          Tahap awal perkembangan ternak mamalia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa fertilisasi. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio.Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu : Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina. Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage) Tiga fase embrionik yaitu : 1. Morula Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat.Morulasi yaitu proses t

Agri Feature : Pohon Fast Growing Layak Dikembangkan di Indonesia

Tanaman Fast Growing Species (FGS) merupakan tanaman cepat tumbuh dan mempunyai masak tebang maksimal 15 tahun. FGS yang dikembangkan di Perum Perhutani diutamakan jenis-jenis valuable hardwoods . Kelebihan dari valuable hardwoods adalah : mempunyai nilai keuangan yang tinggi, harga yang baik, mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu, serta kegunaan yang luas mempunyai nilai produk akhir yang tinggi bisa diolah untuk kayu gergajian, plywood atau veneer