Langsung ke konten utama

Kementerian Riset dan Teknologi Dukung Teknologi Pengolahan Tanaman Obat di Karanganyar

Kabupaten Karanganyar semakin memantapkan diri sebagai daerah sentra penghasil tanaman obat atau empon-empon. Berbagai jenis tanaman obat siap dikirim untuk memenuhi kebutuhan pabrik jamu di seluruh Indonesia. Klaim sebagai daerah penghasil empon-empon itu dibuktikan saat Menteri Riset dan Teknologi, Suharna Surapranata berkunjung ke Desa Sambirejo, Kecamatan Jumantono, Karanganyar, 26 April 2011.


Melihat potensi yang dimiliki oleh jamu tradisional, Menristek Suharna Surapranata mengatakan seharusnya pemerintah lebih fokus untuk mengembangkannya. Selain khasiatnya yang terbukti manjur, dari segi harganya juga jauh lebih murah dari obat kimia. "Upaya meningkatkan daya saing itulah yang saat ini terus dilakukan Kementerian Ristek dalam memberikan sentuhan teknologi yang dibutuhkan masyarakat," ujar Menristek.

Para petani yang tergabung dalam kluster Biofarmaka memperoleh bantuan berupa alat pencuci, pengering, penepung, dan perajang, sehingga empon-empon yang dihasilkan petani bisa mengikuti standar permintaan pabrik jamu.

Di kesempatan yang sama Asisten Deputi Iptek Masyarakat Kemenristek, Sadiyatmo mengatakan bahwa Desa Sambirejo adalah desa sentra penghasil empon-empon yang merupakan salah satu fokus kegiatan Diseminasi Teknologi Spesifikasi Lokasi Kementrian Riset dan Teknologi. Di lokasi ini Kemenristek telah menjalani rangkaian tahapan, mulai dari identifikasi, kebutuhan teknologi hingga rancangan model pemberdayaan masyarakat. Kemristek melakukan pendampingan kepada warga desa dalam meningkatkan produksi empon-empon. “Alat yang kami datangkan dan kami berikan meskipun dalam bentuk siap pakai, tapi masyarakat sendiri yang akhirnya merancang dan mendesai ulang agar sesuai kebutuhan” ujar Sadiyatmo.

Hal senada juga disampaikan Bupati Karanganyar, Rina Iriani bahwa di Karanganyar tidak kurang dari 200 petani bisa mendapatkan dana berjuta-juta rupiah dari usaha pertanian jenis empon-empon. Petani empon-empon tersebar dari Jumantono, Mojogedang, Kerjo, Ngargoyoso, Jumapolo dan Jatipuro. Oleh karena itu bantuan yang diberikan Kementerian Riset dan Teknologi sangat membantu petani empon-empon dalam meningkatkan kualitas hasil panen.

Dengan pendampingan penerapan teknologi pasca panen ini diharapkan menjadikan empon-empon bukan lagi sebagai produk sampingan tapi produk unggulan. Sehingga “branding” Kabupaten Karanganyar sebagai sentra penghasil tanaman obat tradisional akan semakin kuat. (ad-im/dep5/wwj/humasristek)

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teknik Persilangan Bunga Anggrek

Indonesia merupakan pusat keanekaragaman genetik beberapa jenis anggrek yang berpotensi sebagai tetua untuk menghasilkan varietas baru anggrek bunga potong, seperti Dendrobium , Vanda , Arachnis , dan Renanthera , maupun sebagai tanaman pot, seperti Phalaenopsis dan Paphiopedilum . Prospek tanaman anggrek dianggap masih sangat cerah untuk dikembangkan. Namun  potensi  ini  belum  dimanfaatkan secara proporsional, hal ini dapat dilihat dari nilai ekpor anggrek Indonesia yang hanya 3 juta US$ per  tahun. Angka  tersebut  termasuk kecil  jika dibandingkan dengan nilai ekspor Negara tetangga Singapura 7,7 juta US$ dan Thailand 50 Juta US$.  Sementara   potensi   perdagangan   dunia  150 juta US$ per   tahun  (Bank Indonesia 2004). Rendahnya produksi anggrek Indonesia  antara  lain  disebabkan  kurang  tersedianya  bibit  bermutu,  budidaya  yang kurang efisien serta penanganan pasca panen yang kurang baik. Untuk memenuhi permintaan pasar yang cenderung meningkat maka diperlukan ketersedi

PERKEMBANGAN EMBRIO DAN IMPLANTASI PADA MAMALIA

A. Fase Embrionik          Tahap awal perkembangan ternak mamalia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa fertilisasi. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio.Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu : Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina. Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage) Tiga fase embrionik yaitu : 1. Morula Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat.Morulasi yaitu proses t

Agri Feature : Pohon Fast Growing Layak Dikembangkan di Indonesia

Tanaman Fast Growing Species (FGS) merupakan tanaman cepat tumbuh dan mempunyai masak tebang maksimal 15 tahun. FGS yang dikembangkan di Perum Perhutani diutamakan jenis-jenis valuable hardwoods . Kelebihan dari valuable hardwoods adalah : mempunyai nilai keuangan yang tinggi, harga yang baik, mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu, serta kegunaan yang luas mempunyai nilai produk akhir yang tinggi bisa diolah untuk kayu gergajian, plywood atau veneer