Langsung ke konten utama

PHSL Dukung Peningkatan Produksi Padi

Salah satu tantangan yang dihadapi dalam upaya peningkatan produksi padi di Kalimantan Barat adalah bagaimana penggunaan pupuk secara efisiensi dan dapat meningkatkan produktivitas padi yang terkait langsung dengan peningkatan pendapatan petani dan kelestarian lingkungan.

Anjuran takaran pemupukan padi sawah secara nasional dinilai belum efisien karena beragamnya kondisi kesuburan tanah antar wilayah/lokasi. Penetapan rekomendasi takaran pemupukan yang bersifat nasional dinilai sudah kurang relevan karena berbagai faktor seperti kaitannya dengan kompetensi metode uji, daya dukung lahan, dan kebutuhan tanaman akan hara yang beragam.

Pada tahun 2011 – 2012 BPTP Kalimantan Barat melakukan kerjasama dengan Lembaga Penelitian Padi International (International Rice Research Institute/IRRI) tentang pemupukan hara spesifik lokasi padi sawah dan kajian petak omisi di Kalimantan Barat. Kegiatan dilakukan di Desa Sepang dan Kecurit, Kecamatan Toho, Kabupaten Pontianak pada musim penghujan (2011/2012) serta di musim kemarau tahun 2012 dilakukan di Desa Anjungan dan Pakbuluh Kecamatan Anjungan, Kabupaten Pontianak.

Pemupukan Hara Spesifik Lokasi yang juga disebut PHSL merupakan suatu aplikasi dan pengelolaan hara secara dinamis disesuaikan dengan kebutuhan tanaman menurut lokasi dan musim. Aplikasi ini bertujuan untuk meningkatkan keuntungan petani melalui peningkatan hasil padi per unit pupuk yang digunakan, hasil padi yang lebih tinggi, dan berkurangnya kerusakan oleh hama dan penyakit.

PHSL ini adalah suatu aplikasi internet melalui website IRRI di http://webapps.irri.org/nm/id dan telepon seluler yang ditujukan bagi para penyuluh pertanian lapangan serta petani sebagai pedoman dalam menentukan takaran/dosis pupuk dan waktu pemberian pupuk untuk padi di lahan sawah.

PHSL dapat dijadikan acuan bagi Pemerintah Propinsi dan Kabupaten serta pemangku kepentingan lainnya guna merekomendasikan teknologi pemupukan spesifik lokasi untuk tanaman padi sawah, sehingga dapat meningkatkan produksi dan produktivitas padi. Selain itu, dapat memberikan sumbangan kepada Kementerian Pertanian  terhadap penyediaan pangan nasional.

Hasil kajian menunjukkan bahwa petani padi di Desa Sepang dan Kecurit dapat menghemat pupuk sekitar 25% dan meningkatkan produksi sekitar 20%  melalui rekomendasi pemupukan ini. Hasil yang sudah dipanen di Desa Sepang pada lahan sawah tadah hujan rata – rata produktivitas padi dengan rekomendasi pemupukan PHSL sebesar 4,7 t/ha sedang hasil dari pemupukan yang biasa dilakukan petani sebesar 4,1 t/ha.

Sumber: BPTP Kalimantan Barat
 
                                                                                                                       By : Humas - MedInfo

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teknik Persilangan Bunga Anggrek

Indonesia merupakan pusat keanekaragaman genetik beberapa jenis anggrek yang berpotensi sebagai tetua untuk menghasilkan varietas baru anggrek bunga potong, seperti Dendrobium , Vanda , Arachnis , dan Renanthera , maupun sebagai tanaman pot, seperti Phalaenopsis dan Paphiopedilum . Prospek tanaman anggrek dianggap masih sangat cerah untuk dikembangkan. Namun  potensi  ini  belum  dimanfaatkan secara proporsional, hal ini dapat dilihat dari nilai ekpor anggrek Indonesia yang hanya 3 juta US$ per  tahun. Angka  tersebut  termasuk kecil  jika dibandingkan dengan nilai ekspor Negara tetangga Singapura 7,7 juta US$ dan Thailand 50 Juta US$.  Sementara   potensi   perdagangan   dunia  150 juta US$ per   tahun  (Bank Indonesia 2004). Rendahnya produksi anggrek Indonesia  antara  lain  disebabkan  kurang  tersedianya  bibit  bermutu,  budidaya  yang kurang efisien serta penanganan pasca panen yang kurang baik. Untuk memenuhi permintaan pasar yang cenderung meningkat maka diperlukan ketersedi

PERKEMBANGAN EMBRIO DAN IMPLANTASI PADA MAMALIA

A. Fase Embrionik          Tahap awal perkembangan ternak mamalia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa fertilisasi. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio.Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu : Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina. Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage) Tiga fase embrionik yaitu : 1. Morula Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat.Morulasi yaitu proses t

Agri Feature : Pohon Fast Growing Layak Dikembangkan di Indonesia

Tanaman Fast Growing Species (FGS) merupakan tanaman cepat tumbuh dan mempunyai masak tebang maksimal 15 tahun. FGS yang dikembangkan di Perum Perhutani diutamakan jenis-jenis valuable hardwoods . Kelebihan dari valuable hardwoods adalah : mempunyai nilai keuangan yang tinggi, harga yang baik, mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu, serta kegunaan yang luas mempunyai nilai produk akhir yang tinggi bisa diolah untuk kayu gergajian, plywood atau veneer