Langsung ke konten utama

Budidaya Nephenthes (Kantong Semar)


Siapa yang tidak kenal nepenthes, yang merupakan tanaman sangat unik. Diujung-ujung daunnya terdapat kantong yang bentuknya unik. Menyerupai perut tokoh wayang Semar. Karena itu, nepenthes dikalangan penggemar tanaman hias lebih akrap disebut kantong semar. Banyak orang salah kira. Kantong pada nepenthes ini bukanlah bunga, melainkan bagian daun di ujung yang membentuk kantong. Yang berfungsi untuk menangkap makanan.
Asal nepenthes banyak terdapat dihutan-hutan Indonesia, malaysia dan Brunei. Yang merukapakan negara pusat penyebaran nepenthes terbesar didunia. Diantaranya terdapat jenis : nepenthes diata, nepenthes bicalcarata, nepenthes aristolochiodes, nepenthes reinwardtiana dan masih banyak lagi.

Indonesia sebagai negara yang kaya akan jenis nepenthes. Penyebarannya ada yang hidup pada daerah dataran tinggi dan ada yang di daerah dataran rendah. Keberadaan daerah inilah yang banyak menyebabkan kegagalan yang dialami para pemelihara nepenthes. Nepenthes dari dataran tinggi tidak akan bisa tumbuh pada daerah dataran rendah demikian sebaliknya.
Sekarang ini sudah ditemukan kantong semar atau nepenthes ini yang bisa tumbuh baik pada dataran tinggi maupun rendah. Seperti nepenthes veitchii, nepenthes tobaica, nepenthes stenophylla, nepenthes gracilis, nepenthes mirabilis.



Budidaya NepenthesBudidaya Nepenthes
Hal-hal yang perlu diperhatikan agar nepenthes dapat tumbuh dengan baik :

Ketinggian Tempat dan Suhu :
1. Nepenthes dataran rendah (0 – 1000 m dpl)
Umumnya hidup pada kisaran suhu 20 – 35 derajat Celcius
2. Nepenthes dataran tinggi (> 1000 m dpl)
Suhu 10 – 30 derajat Celcius. Ada beberapa jenis nepenthes dataran tinggi yang menghendaki suhu rendah hingga 4 derajat celcius untuk dapat tumbuh dengan baik. Bagi mereka yang tinggal di dataran rendah dapat menggunakan ruangan berpendingin ataupun lemari es untuk menaruh tanaman jenis dataran tingginya pada malam hari.
3. Nepenthes intermediate, yg dapat tumbuh baik di dataran rendah dan tinggi.

Kelembaban 
Kelembaban udara yang tinggi, diatas 70%, merupakan syarat penting bagi nepenthes untuk tumbuh baik dan mengeluarkan kantung. Jika kelembaban terlalu rendah, sudah dipastikan jika nepenthes tak akan membetuk kantung dan tumbuh merana. Kelembaban yang tinggi dapat dihasilkan dengan cara menyiram tanaman setiap hari, Di samping itu, memelihara tanaman dekat dengan kolam atau sumber/genangan air lainnya juga membantu kelembaban udara tetap tinggi.

Beberapa jenis nepenthes dari Thailand, Vietnam, Kamboja, dan Filipina, yang hidup di padang rumput, dapat hidup dengan kelembaban yang rendah pada musim kering, karena memereka memiliki akar yang membesar seperti umbi, sebagai tempat penyimpanan air.

Media tanam 
1. Nepenthes terrestrial.
Nepenthes jenis ini lebih menghendaki media yang padat dan mampu memegang air. namun tidak becek. Contoh : campuran cocopeat, pasir dan arang sekam.
2. Nepenthes epifit.
Nepenthes jenis ini lebih menghendaki media yang ringan dengan ruang udara yang cukup besar (tidak padat), namun tetap dapat menyimpan banyak air.
Contoh : sphagnum moss.

Catatan:
Campuran cocopeat dan arang sekam, atau sphagnum moss biasanya cocok untuk kebanyakan jenis nepenthes baik terrestrial maupun epifit.

Sinar matahari
Tanaman yang kekurangan sinar matahari umumnya tidak membentuk kantung, etiolasi, dan tanaman tampak lemah.
Tanaman yang mendapat terlalu banyak sinar matahari dapat menimbulkan bercak-bercak pada daun, daun terbakar, ataupun gagal berkantung karena kering.

1. Sinar matahari langsung.
Beberpapa nepenthes dataran rendah seperti N. gracilis, N. mirabilis, dan sebagian besar jenis dataran tinggi umumnya menyukai sinar matahari langsung.
2. Sinar matahari tak langsung.
N. ampullaria dan N. longifolia tumbuh dengan baik dengan sinar matahari tak langsung.

Catatan: Nepenthes yang menyukai sinar matahari tak langsung dapat tumbuh dengan baik dengan sinar matahari langsung apabila kelembaban udara selalu tinggi, dan nutrisinya terpenuhi.

Pemupukan. 
Pemupukan dapat membantu pertumbuhan tanaman dan mencegah serangan penyakit.

Cara pemupukan :
1. Memasukan pupuk, serangga, atau sumber makanan lainnya ke kantung.
2. Pemberian pupuk daun.
3. Penyiraman pupuk.
4. Penaburan pupuk slow release.

Yang perlu diperhatikan :
Pilih pupuk yang tidak mengandung urea dan ammonium yang tinggi.
Pupuk dengan kandungan seperti diatas dapat menyebabkan tanaman keracunan = terbakar, ataupun bila tak terbakar, daun akan terlalu besar dengan kantung yang kecil atau tanpa kantung.
Pemupukan dapat dilakukan dengan dosis hingga sesuai anjuran label, satu minggu sekali. Diantara waktu pemupukan, tanaman harus banyak disiram dengan air, hingga tidak ada pupuk yang mengendap di media.


Pengendalian hama dan penyakit. 
Hama :
Ulat, belalang, kutu putih, tungau, dll

Penyakit :
Busuk pangkal batang, busuk pucuk, dll.
Busuk pangkal batang biasanya terjadi bila media tanam yang kita gunakan terlalu basah/mengenang. Maka pemilihan media yang baik airasinya merupakan salah satu cara mencegah penyakit ini.

Pencegahan dan Pengendalian HPT :
- Mekanis dan penyemprotan pestisida.
Jika serangan hama tidak terlalu parah dan tanaman kita tidak terlalu banyak, pengendalian dapat dilakukan secara manual dengan cara menangkap hama yang menggangu. Penggunaan pestisida dapat dilakukan sesuai anjuran di label.

Perbanyakan :
1. Biji
Biji didapat dengan cara menyerbuki bunga betina dengan pollen dari bunga jantan. Tanaman yang diperbanyak dari biji baru akan menjadi dewasa pada umur 3-4 tahun.
2. Stek
- Stek dapat dilakukan dengan cara memotong batang tanaman dewasa yang telah memanjang.
- Bahan stek yang digunakan dapat berupa pucuk ataupun bagian batang lainnya yang masih berwarna hijau.
- Stek dapat berupa stek satu mata hingga lebih dari lima mata tunas.
- Umumnya, nepenthes tidak memerlukan hormon tambahan untuk merangsang perakaran. Namun untuk beberapa spesies, hormon dapat membantu mempercepat perakaran. Kelebihan hormon dapat menyebabkan stek menjadi busuk.
3. Pemisahan anakan
Nepenthes umumnya mengeluarkan anakan setelah tanaman menjadi dewasa. Anakan dipisah dari induknya sebaiknya jika ia telah memiliki akar sendiri
4. Cangkok
Mencangkok nepenthes dapat dilakukan seperti mencangkok tanaman berkayu lainnya.
5. Merunduk
Merunduk nepenthes juga dapat dilakukan seperti merunduk tanaman lainnya.

Tips lainnya : 
1. Ketika anda ingin membeli nepenthes, tanyakan kepada penjual apa jenis nepenthes tersebut, dan dari mana asalnya. Pastikan bahwa tanaman yang anda beli benar-benar sehat. segar serta kokoh. Banyaknya kantung merupakan salah satu indikasi bahwa tanaman tesebut sehat dan telah dibudidayakan dengan baik.

2. Jika anda belum berpengalaman, pilihlah jenis-jenis yang mudah untuk dipelihara. Contoh-contoh nepenthes yang baik untuk pemula diantaranya N. gracilis, N. ampullaria, N. rafflesiana, N. x hookeriana, N. reindwartiana, N. truncata, N. bellii, untuk jenis dataran rendah dan N. khasiana, N ventricosa, dan N. x ventrata untuk jenis intermediet.







                                                                                                           By : Humas - MedInfo

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teknik Persilangan Bunga Anggrek

Indonesia merupakan pusat keanekaragaman genetik beberapa jenis anggrek yang berpotensi sebagai tetua untuk menghasilkan varietas baru anggrek bunga potong, seperti Dendrobium , Vanda , Arachnis , dan Renanthera , maupun sebagai tanaman pot, seperti Phalaenopsis dan Paphiopedilum . Prospek tanaman anggrek dianggap masih sangat cerah untuk dikembangkan. Namun  potensi  ini  belum  dimanfaatkan secara proporsional, hal ini dapat dilihat dari nilai ekpor anggrek Indonesia yang hanya 3 juta US$ per  tahun. Angka  tersebut  termasuk kecil  jika dibandingkan dengan nilai ekspor Negara tetangga Singapura 7,7 juta US$ dan Thailand 50 Juta US$.  Sementara   potensi   perdagangan   dunia  150 juta US$ per   tahun  (Bank Indonesia 2004). Rendahnya produksi anggrek Indonesia  antara  lain  disebabkan  kurang  tersedianya  bibit  bermutu,  budidaya  yang kurang efisien serta penanganan pasca panen yang kurang baik. Untuk memenuhi permintaan pasar yang cenderung meningkat maka diperlukan ketersedi

PERKEMBANGAN EMBRIO DAN IMPLANTASI PADA MAMALIA

A. Fase Embrionik          Tahap awal perkembangan ternak mamalia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa fertilisasi. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio.Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu : Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina. Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage) Tiga fase embrionik yaitu : 1. Morula Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat.Morulasi yaitu proses t

Agri Feature : Pohon Fast Growing Layak Dikembangkan di Indonesia

Tanaman Fast Growing Species (FGS) merupakan tanaman cepat tumbuh dan mempunyai masak tebang maksimal 15 tahun. FGS yang dikembangkan di Perum Perhutani diutamakan jenis-jenis valuable hardwoods . Kelebihan dari valuable hardwoods adalah : mempunyai nilai keuangan yang tinggi, harga yang baik, mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu, serta kegunaan yang luas mempunyai nilai produk akhir yang tinggi bisa diolah untuk kayu gergajian, plywood atau veneer