Langsung ke konten utama

Pemerintah Optimis Padi Hibrida Mampu Tingkatkan Produksi Pangan

Sukamandi – Pemerintah optimis bahwa pengembangan padi hibrida dapat menjadi salah satu solusi dalam upaya peningkatan produksi pangan. Hal ini dikatakan Menteri Pertanian, Dr. Ir. Suswono, MMA saat melakukan panen padi hibrida varietas SL – 8 SHS di Sukamandi, Subang, Jawa Barat pada rabu (3/4/2012)

Menurut Mentan, produktivitas padi hibrida lebih tinggi dari rerata produktivitas nasional tahun lalu yang hanya mencapai 5,1 ton per hektar.”Varietas padi hibrida dapat menjadi solusi untuk meningkatkan produksi. Meskipun saat ini benih padi hibrida masih diimpor, namun ke depan akan dikembangkan untuk menghasilkan benih hibrida bagi petani,” katanya.


Lebih lanjut dikatakan Mentan, pada tahun 2012, pemerintah berencana untuk melakukan kegiatan pengembangan Dem Area atau area percontohan pengembangan padi hibrida seluas 200 hektare. Kegiatan tersebut untuk mendukung pencapaian surplus 10 juta ton beras pada tahun 2012.

“Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengembangan padi hibrida baik yang dibiayai oleh pemerintah maupun swadaya petani. Untuk pengembangan Dem Area pada lahan seluas 200 ribu hektar tersebut memerlukan benih sekitar 3000 ton,”jelas Mentan..

Berdasarkan data tahun 2011, luas tanam padi hibrida di Indonesia baru mencapai 494.368 hektar atau sekitar 3,94 persen dari total luas tanam padi. “Padahal Lembaga Riset Padi Internasional (IRRI) dan Organisasi Pangan Dunia (FAO) telah merekomendasikan pengembangan padi hibrida ke negara Asia termasuk Indonesia sejak tahun 2000.

Dijelaskan Mentan, belum luasnya pertanaman padi hibrida karena kalangan petani belum tahu keunggulan benih padi tersebut dan bagaimana cara bercocok tanam yang baik serta terbatasnya produksi benih padi hibrida dalam negeri. Untuk itu, Pemerintah telah menyiapkan dana sebesar Rp 150 Miliar pada tahun 2012 untuk pengembangan Dem Area padi hibrida.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teknik Persilangan Bunga Anggrek

Indonesia merupakan pusat keanekaragaman genetik beberapa jenis anggrek yang berpotensi sebagai tetua untuk menghasilkan varietas baru anggrek bunga potong, seperti Dendrobium , Vanda , Arachnis , dan Renanthera , maupun sebagai tanaman pot, seperti Phalaenopsis dan Paphiopedilum . Prospek tanaman anggrek dianggap masih sangat cerah untuk dikembangkan. Namun  potensi  ini  belum  dimanfaatkan secara proporsional, hal ini dapat dilihat dari nilai ekpor anggrek Indonesia yang hanya 3 juta US$ per  tahun. Angka  tersebut  termasuk kecil  jika dibandingkan dengan nilai ekspor Negara tetangga Singapura 7,7 juta US$ dan Thailand 50 Juta US$.  Sementara   potensi   perdagangan   dunia  150 juta US$ per   tahun  (Bank Indonesia 2004). Rendahnya produksi anggrek Indonesia  antara  lain  disebabkan  kurang  tersedianya  bibit  bermutu,  budidaya  yang kurang efisien serta penanganan pasca panen yang kurang baik. Untuk memenuhi permintaan pasar yang cenderung meningkat maka diperlukan ketersedi

PERKEMBANGAN EMBRIO DAN IMPLANTASI PADA MAMALIA

A. Fase Embrionik          Tahap awal perkembangan ternak mamalia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa fertilisasi. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio.Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu : Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina. Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage) Tiga fase embrionik yaitu : 1. Morula Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat.Morulasi yaitu proses t

Agri Feature : Pohon Fast Growing Layak Dikembangkan di Indonesia

Tanaman Fast Growing Species (FGS) merupakan tanaman cepat tumbuh dan mempunyai masak tebang maksimal 15 tahun. FGS yang dikembangkan di Perum Perhutani diutamakan jenis-jenis valuable hardwoods . Kelebihan dari valuable hardwoods adalah : mempunyai nilai keuangan yang tinggi, harga yang baik, mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu, serta kegunaan yang luas mempunyai nilai produk akhir yang tinggi bisa diolah untuk kayu gergajian, plywood atau veneer