Langsung ke konten utama

Pentingnya Diklat Teknis Agribisnis Bawang Merah

Kementerian Pertanian telah menetapkan arah kebijaksanaan pembangunan pertanian tahun 2010-2014 dengan visi yaitu “Terwujudnya pertanian industrial unggul berkelanjutan yang berbasis sumberdaya local untuk meningkatkan kemandirian pangan, nilai tambah, daya saing, ekspor dan kesejahteraan petani”

Untuk mewujudkan visi tersebut, Kementerian Pertanian telah menetapkan 4 (empat) Program Sukses Pembangunan Pertanian 2010-2014, yaitu:
1. Pencapaian swasembada pangan dengan sasaran utama komoditas kedelai, gula/tebu dan daging sapi serta swasembada berkalanjutan dengan sasaran utama komoditas padi dan jugung;
2. Peningkatan diversifikasi pangan dengan sasaran utama penurunan konsumsi beras 1.5% per tahun dan peningkatan skor Pola Pangan Harapan;
3. Peningkatan nilai tambah daya saing dan ekspor dengan sasaran utama pemilihan komoditas penghela untuk industry pedesaan dan produksi olahan serta peningkatan surplus neraca perdagangan;
4. Peningkatan kesejahteraan petani dengan sasaran utama pencapaian rata-rata laju peningkatan pendapatan perkapita sebesar 11,10% per tahun.

Hortikultura memegang peran penting dan strategis karena perannya sebagai komponen utama pada Pola Pangan Harapan.  Komoditas hortikultura khususnya sayuran dan buah-buahan memegang bagian terpenting dari keseimbangan memegang bagian terpenting dari keseimbangan pangan yang dikonsumsi, sehingga harus tersedia setiap saat dalam jumlah yang cukup, mutu yang baik, akan konsumsi, harga yang terjangkau, serta dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat.  Masyarakat sebagai konsumen produk hortikultura yang dihasilkan petani, merupakan pasar yang sangan potansial.

Komoditas hortikultura juga mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, sehingga usaha agribisnis hortikultura (buah, sayur, florikultura dan tanaman obat) dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat dan petani baik berskala kecil, menengah maupun besar, karena memiliki keunggulan berupa nilai jual yang tinggi, keragaman jenis, ketersediaan sumberdaya lahan dan teknologi, serta potensi serapan pasar di dalam negeri dan internasional yang terus meningkat.  Pasokan produk hortikultura nasional diarahkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dalam negeri, baik melalui pasar tradisional, pasar modern, maupun pasar luar negeri (ekspor).

Usaha agribisnis hortikultura (buah-buahan, sayuran, florikultura dan tanaman obat) merupakan sumber pendapatan tunai bagi masyarakat dan petani skala kecil, menengah  dan besar dengan keunggulan berupa nilai jualnya yang tinggi, jenisnya beragam, tersedianya sumberdaya lahan dan teknologi, serta potensi serapan pasar di dalam negeri dan internasional yang terus meningkat.  Produk hortikultura dalam negeri saat nin telah mampu memasok kebutuhan konsumen dalam negeri melalui pasar tradisional dan pasar modern serta pasar luar negeri.

Ketersediaan sumberdaya hayati yang berupa jenis tanaman dan varietas yang banyak dan ketersediaan sumberdaya lahan, apabila dikelola secara optimal akan menjadi sumber kegiatan usaha ekonomi yang bermanfaat untuk penanggulangan kemiskinan dan penyediaan lapangan kerja di pedesaan.  Kondisi ini ternyata belum dimanfaatkan secara optimal untuk memperkuat pembangaunan subsector hortikultura.  Beberapa permasalahan masih dihadapi oleh pelaku usaha hortikultura diantaranya rendahnya produktivitas, lokasi yang terpecar, skala usaha sempit dan belum efisien, kebijakan dan regulasi di bidang perbankan, transportasi, ekspor dan impor belum sepenuhnya mendukung pelaku agribisnis hortikultura nasional.  Hal ini menyebabkan produk hortikultura nasional kurang mampu bersaing dengan produk hortikultura yang berasal dari Negara lain.  Oleh karena itu untuk meningkatkan kontribusi sub sector hotikulutra ke depan diperlukan dukungan semua pihak secara terintegrasi sesuai tugas dan fungsinya.

Sumber : http://www.bpplampung.info

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teknik Persilangan Bunga Anggrek

Indonesia merupakan pusat keanekaragaman genetik beberapa jenis anggrek yang berpotensi sebagai tetua untuk menghasilkan varietas baru anggrek bunga potong, seperti Dendrobium , Vanda , Arachnis , dan Renanthera , maupun sebagai tanaman pot, seperti Phalaenopsis dan Paphiopedilum . Prospek tanaman anggrek dianggap masih sangat cerah untuk dikembangkan. Namun  potensi  ini  belum  dimanfaatkan secara proporsional, hal ini dapat dilihat dari nilai ekpor anggrek Indonesia yang hanya 3 juta US$ per  tahun. Angka  tersebut  termasuk kecil  jika dibandingkan dengan nilai ekspor Negara tetangga Singapura 7,7 juta US$ dan Thailand 50 Juta US$.  Sementara   potensi   perdagangan   dunia  150 juta US$ per   tahun  (Bank Indonesia 2004). Rendahnya produksi anggrek Indonesia  antara  lain  disebabkan  kurang  tersedianya  bibit  bermutu,  budidaya  yang kurang efisien serta penanganan pasca panen yang kurang baik. Untuk memenuhi permintaan pasar yang cenderung meningkat maka diperlukan ketersedi

PERKEMBANGAN EMBRIO DAN IMPLANTASI PADA MAMALIA

A. Fase Embrionik          Tahap awal perkembangan ternak mamalia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa fertilisasi. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio.Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu : Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina. Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage) Tiga fase embrionik yaitu : 1. Morula Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat.Morulasi yaitu proses t

Agri Feature : Pohon Fast Growing Layak Dikembangkan di Indonesia

Tanaman Fast Growing Species (FGS) merupakan tanaman cepat tumbuh dan mempunyai masak tebang maksimal 15 tahun. FGS yang dikembangkan di Perum Perhutani diutamakan jenis-jenis valuable hardwoods . Kelebihan dari valuable hardwoods adalah : mempunyai nilai keuangan yang tinggi, harga yang baik, mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu, serta kegunaan yang luas mempunyai nilai produk akhir yang tinggi bisa diolah untuk kayu gergajian, plywood atau veneer