Langsung ke konten utama

Tips Pengeringan Cabai Merah



Sebelum cara pengeringan cabai dimulai, perlu lebih dahulu diperhatikan penanganan saat panen. Selama panen berlangsung sampai pengangkutan ke tempat pengolahan, harus dilakukan secara hati-hati. Jangan sampai terjadi kerusakan mekanis, karena kerusakan ini dapat mengakibatkan kerusakan biologis cabe sehingga cepat menjadi busuk.
Juga pada saat pemetikan harus dilakukan terhadap buah yang sudah benar-benar masak supaya diperoleh hasil yang seragam. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :


  1. Kotoran atau benda lain yang menganggu pada cabai dibersihkan. Setelah bersih dilakukan sortasi, yaitu memisahkan buah yang rusak dari yang baik dan memilih jenis buah yang derajat kemasakannya serta kesegarannya sama. Hal ini untuk mendapatkan bahan dasar yang berkualitas baik.
  2. Pencucian dan sortasi basah dilakukan sebelum cabai dibelahan dibuang tangkainya. Tujuannya mempercepat pengeringan dan memberikan warna serta rasa cabai kering yang lebih baik. Pisau yang digunakan untuk embelah harus tajam dan terbuat dari baja yang tahan karat (stainless steel).
  3. Setelah cabai dibelah, kemudian dicelupkan ke dalam air mendidih selama 6 menit. Perlakuan ini disebut sebagai blatching. Dengan perlakuan tersebut akan diperoleh waktu pengeringan yang lebih cepat, mempertahankan warna cabai dan memperpanjang ketahanan simpan khususnya penyimpanan dalam kantong palstik. Untuk memperbaiki dan mempertahankan warna cabe kering, sebaiknya ke dalam air blanching ditambahkan 0,2% kalium metabisulfit.
  4. Sehabis diblanching, cabe ditiriskan untuk kemudian dilakukan pengeringan. Pengeringan dapat dilalukan langsung di bawah sinar matahari atau dengan menggunkan alat pengering buatan. Yang perlu diperhatikan disini adalah penyusunan cabe pada tempat pengeringan, tidak boleh terlalu tebal, sebab dapat memperlambat waktu pengeringan. Untuk memperoleh derajat kekeringan yang merata, selama pengeringan bahan dibolak-balikkan. Pengeringan dapat dihentikan bila kadar air cabe sudah mencapai 8-10%. Cabai kering yang sudah diperoleh perlu disortasi sekali lagi untuk mendapatkan ukuran dan tingkat kekeringan yang seragam.
  5. Setelah proses pengeringan selesai, barulah kemudian disimpan atau dibungkus dengan kantong plastik atau botol plastik. Bahan yang sudah terbungkus itu harus disimpan di ruangan yng kering dan bersih serta kelembabannya rendah.

Menurut beberapa penelitian, cabe kering yang disimpan selama lebih drai 26 minggu kadar airnya meningkat diatas 13% dan cabe kering tersebut mulai rusak karena jamur dan serangga.

Cabai merah kering utuh umumnya mengalami kerusakkan oleh serangan kapang Aspergillus Flavus. Sedangkan pada cabe merah kering bubuk kerusakkan disebabkan oleh serangga Ephestia cautella, Tribolium castaneum, Oryzae philus surinamensis dan Lasiodermaserri corne.

Kerusakan tersebut diawali dengan kadar air yang meningkat (tinggi) dan kurang bersihnya bahan yang disimpan. Kadar air yang tinggi dan kotornya bahan dapat merangsng timbulnya jamur dan menetasnya telur-telur serangga.

Selain kerusakan tersebut, juga sering terjadi kerusakan warna, yaitu warna yang semula merah berubah menjadi kekuningan atau bahkan keputihan. Untuk menanggulangi hal ini dapat diatasi dengan mencelupkan kembali ke dalam air panas dan pemberian kalium metabisulfit.

(sumber gambar : reportasesolo.blogspot.com)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teknik Persilangan Bunga Anggrek

Indonesia merupakan pusat keanekaragaman genetik beberapa jenis anggrek yang berpotensi sebagai tetua untuk menghasilkan varietas baru anggrek bunga potong, seperti Dendrobium , Vanda , Arachnis , dan Renanthera , maupun sebagai tanaman pot, seperti Phalaenopsis dan Paphiopedilum . Prospek tanaman anggrek dianggap masih sangat cerah untuk dikembangkan. Namun  potensi  ini  belum  dimanfaatkan secara proporsional, hal ini dapat dilihat dari nilai ekpor anggrek Indonesia yang hanya 3 juta US$ per  tahun. Angka  tersebut  termasuk kecil  jika dibandingkan dengan nilai ekspor Negara tetangga Singapura 7,7 juta US$ dan Thailand 50 Juta US$.  Sementara   potensi   perdagangan   dunia  150 juta US$ per   tahun  (Bank Indonesia 2004). Rendahnya produksi anggrek Indonesia  antara  lain  disebabkan  kurang  tersedianya  bibit  bermutu,  budidaya  yang kurang efisien serta penanganan pasca panen yang kurang baik. Untuk memenuhi permintaan pasar yang cenderung meningkat maka diperlukan ketersedi

PERKEMBANGAN EMBRIO DAN IMPLANTASI PADA MAMALIA

A. Fase Embrionik          Tahap awal perkembangan ternak mamalia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa fertilisasi. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio.Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu : Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina. Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage) Tiga fase embrionik yaitu : 1. Morula Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat.Morulasi yaitu proses t

Agri Feature : Pohon Fast Growing Layak Dikembangkan di Indonesia

Tanaman Fast Growing Species (FGS) merupakan tanaman cepat tumbuh dan mempunyai masak tebang maksimal 15 tahun. FGS yang dikembangkan di Perum Perhutani diutamakan jenis-jenis valuable hardwoods . Kelebihan dari valuable hardwoods adalah : mempunyai nilai keuangan yang tinggi, harga yang baik, mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu, serta kegunaan yang luas mempunyai nilai produk akhir yang tinggi bisa diolah untuk kayu gergajian, plywood atau veneer