Langsung ke konten utama

Memijahkan Ikan Patin Dengan Cara Kawin Suntik

Ikan patin merupakan salah satu jenis ikan komersil selain dari ikan mas atau gurami. Dikarenakan ikan patin tidak bisa atau sulit untuk memijah sendiri, maka hal itu dapat dilakukan dengan sistem kawin suntik.

Prosesnya adalah sebagai berikut :

SELEKSI INDUKAN


Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh ikan patin yang akan dijadikan indukan adalah :
  1. Berumur 2,5 tahun ke atas.
  2. Mempunyai bobot 2,5 kg.
  3. Sedang berada dalam masa produktif.
  4. Sebelum dipijahkan, induk harus dipelihara secara khusus di kolam indukan.
PROSES PENYUNTIKKAN
  1. Wadah yang akan digunakan sebagai tempat penyuntikkan dapat berupa karamba jaring berukuran 2 x 1 x 0,5 meter.
  2. Hormon yang akan digunakan dalam proses ini adalah hormon gonadotropim yang diperoleh dari ikan mas donor.
  3. Penyuntikkan hanya dilakukan terhadap induk betina saja.
  4. Penyuntikkan dilakukan sebanyak 2 kali dengan dosis yang berbeda untuk setiap suntikkan.

    Penyuntikkan 1 :Dilakukan pada siang hari ; dosisnya 1/3 bagian ; disuntikkan pada bagian punggung atas ; berguna untuk mematangkan telur.

    Penyuntikkan 2 :

    Dilakukan pada malam hari ; dosisnya 2/3 bagian (ditambahkan HCG) ; disuntikkan pada bagian punggung arah perut ; berguna untuk memisahkan telur yang menggumpal menjadi butiran.
PROSES PEMIJAHAN
  1. Perbandingan jumlah antara induk jantan dan induk betina yang akan dipijahkan adalah 3 jantan : 1 betina.
  2. Pemijahan akan terjadi dalam kurun waktu 10 jam pasca penyuntikkan yang ke 2.
  3. Setelah itu, induk betina diurut untuk mengeluarkan sel telurnya dan induk jantan diurut untuk mengeluarkan sel spermanya.
  4. Sel telur dan sperma ditempatkan ke dalam sebuah wadah dan lalu diaduk dengan menggunakan bulu.
  5. Sebelum dipindahkan ke dalam akuarium penetasan, cairan telur dan sperma harus diencerkan dulu dengan bantuan larutan infus.
  6. Didalam akuarium penetasan, telur disebar secara merata dan airnya diberi larutan methaline blue untuk melindungi telur dari serangan jamur.
PROSES PENDEDERAN

Dalam kurun waktu 9 jam setelah proses pemindahan telur ke dalam akuarium penetasan, telur harus diperiksa untuk mengetahui mana yang akan menetas dan mana yang akan gagal menetas.

Telur yang akan menetas mempunyai warna bening dan telur yang akan gagal menetas mempunyai warna putih susu.

Telur – telur ini akan menetas dalam kurun waktu 15 jam kemudian, dimana setelah menetas dan menjadi larva, mereka harus segera dipindahkan ke dalam akuarium pendederan yang mampu menampung 3.000 3kor larva.

Di dalam akuarium pendederan, suhu air harus selalu dijaga dikisaran 29 – 30 derajat C dengan maksud agar nafsu makan larva ikan patin selalu terjaga. 1 hari pasca penetasan, larva dapat diberi makan 4 jam sekali berupa artemia dan diberikan selama kurang lebih 7 hari.

Menginjak hari ke 8, pakannya dapat diganti dengan cacing sutera dan ketika umurnya sudah mencapai 1 bulan pakannya ikan patin dapat diganti dengan pelet udang yang halus.

(sumber gambar : www.bbc.co.uk)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teknik Persilangan Bunga Anggrek

Indonesia merupakan pusat keanekaragaman genetik beberapa jenis anggrek yang berpotensi sebagai tetua untuk menghasilkan varietas baru anggrek bunga potong, seperti Dendrobium , Vanda , Arachnis , dan Renanthera , maupun sebagai tanaman pot, seperti Phalaenopsis dan Paphiopedilum . Prospek tanaman anggrek dianggap masih sangat cerah untuk dikembangkan. Namun  potensi  ini  belum  dimanfaatkan secara proporsional, hal ini dapat dilihat dari nilai ekpor anggrek Indonesia yang hanya 3 juta US$ per  tahun. Angka  tersebut  termasuk kecil  jika dibandingkan dengan nilai ekspor Negara tetangga Singapura 7,7 juta US$ dan Thailand 50 Juta US$.  Sementara   potensi   perdagangan   dunia  150 juta US$ per   tahun  (Bank Indonesia 2004). Rendahnya produksi anggrek Indonesia  antara  lain  disebabkan  kurang  tersedianya  bibit  bermutu,  budidaya  yang kurang efisien serta penanganan pasca panen yang kurang baik. Untuk memenuhi permintaan pasar yang cenderung meningkat maka diperlukan ketersedi

PERKEMBANGAN EMBRIO DAN IMPLANTASI PADA MAMALIA

A. Fase Embrionik          Tahap awal perkembangan ternak mamalia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa fertilisasi. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio.Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu : Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina. Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage) Tiga fase embrionik yaitu : 1. Morula Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat.Morulasi yaitu proses t

Agri Feature : Pohon Fast Growing Layak Dikembangkan di Indonesia

Tanaman Fast Growing Species (FGS) merupakan tanaman cepat tumbuh dan mempunyai masak tebang maksimal 15 tahun. FGS yang dikembangkan di Perum Perhutani diutamakan jenis-jenis valuable hardwoods . Kelebihan dari valuable hardwoods adalah : mempunyai nilai keuangan yang tinggi, harga yang baik, mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu, serta kegunaan yang luas mempunyai nilai produk akhir yang tinggi bisa diolah untuk kayu gergajian, plywood atau veneer