Langsung ke konten utama

Teknik Budidaya Asparagus (Asparagus officinalis.)


A. Iklim
    Tanaman Asparagus sangat baik tumbuh pada daerah pegunungan tropic, yaitu dengan suhu antara 10-13ºC, sedangkan untuk daerah perbukitan ketinggian antara 200-1900 m diatas permukaan laut (dpl). Faktor suhu memang cukup berperan terutama berpengaruh terhadap pertumbuhan individu baru.
B. Tanah
Agar produksi rebung asparagus memuaskan, selain harus ditanam didaerah yang beriklim cocok, tanah juga mempunyai peranan penting. Beberapa jenis tanah yang cocok untuk tanaman asparagus di Indonesia, misalnya: Podsolik merah kuning Dengan curah hujan antara 2.500-3.500 mm setahun tanpa bulan kering. Ketinggian antara 20-1.000 m dpl, ketebalan tanah antara 1-2 m. Bewarna merah kuning dengan tekstur lempung berpasir sampai lempung liat. pH 3,5-5,0.

Latosol
Curah hujan antara 2.000-7.000 mm setahun dengan bulan kering dibawah 3 bulan. Ketinggian tempat 1.000 m dpl. Tebal tanah cukup dalam (1,5-10 m) dengan warna merah coklat hingga kuning. Teksturnya liat, struktur remah dan konsistensi genbur dtg reaksi masam sampai agak masam, pH 4,5-6,5 dengan kandungan bahan organis dilapisan atas 3-10%.
Andosol.
Curah hujan 2.500-7.000 mm pertahun dengan bulan kering dibawah 2 bulan. pH tanah antara 5,0-7,0 dengan kandungan unsur hara cukup tinggi.Tanah berpasir dengan kandungan bahan organik tinggi, kerap memberikan hasil yang baik. Oleh karena itu hendaknya tanah dipersiapkan dengan cara dikerjakan/dibajak yang dalam ditambah pupuk kandang/kompos dengan jumlah 30-40 ton per ha.
C. Pembibitan
    Masa pembibitan terdiri dari penyebaran benih sampai pertumbuhan tanaman muda yang ditanam dalam pesemaian selama 1-3 bulan. Biji diambil dari tanaman yang cukup tua, lebih dari 2 tahun. Biji yang tua atau kering akan bewarna hitam. Langkah-langkah dari pembibitan antara lain:
  • Biji direndam dalam air hangat pada suhu kira-kira 30ºC selama 84 jam
  • Siapkan media semai yang terdiri dari pupuk kandang, pasir dan tanah dengan perbandingan (2:1:1)
  • Siapkan petak persemaian dengan arah utara selatan dengan diberi atap pelindung menghapa utara selatan dengan panjang sesuai kebutuhan (5-10 m) dan lebar kira-kira 1 m.
  • Sebarkan benih asparagus dengan jarak antar baris 30cm sedangkan dalam barisan 5-7,5 cm.
  • Agar tidak longsor terkena hujan, pinggir petakan bisa diperkuat dengan bambu
  • Pemeliharaan pesemaian dintaranya: penyiraman, penjarangan tanaman, penjarangan atap pelindung, pencegahan hama dan penyakit.
  • Bibit asparagus dapat dipindah kekebun apabila perakaran sudah cukup kuat, tinggi pohon sudah lebih dari 30 cm, umur kira-kira 6-8 bulan.
D. Persiapan Lahan
  • Persipan  Lahan penanaman adalah sebagai berikut:
  • Tanah untuk kebun asparagus harus cukup dalam dan berpasir.
  • Tanah diolah atau dibajak dengan kedalaman 30 cm
  • Pembuatan alur/parit dengan lebar 30-45 cm dan panjang disesuaikan dengan keadaan lahan
  • Pemberian pupuk kandang/kompos kira-kira 5-10 per hektar, bila perlu ditambahkan ZA/Urea dan TSP/SP-36 sebanyak 15 gram per tanaman.
  • Pencampuran media tanam.
E. Penanaman
  • Bibit asaparagus yang telah berumur 6-8 bulan dengan tinggi minimal 30 cm cukup baik untuk mulai ditanam dikebun.
  • Bibit diletakkan pada parit yang telah disediakan kemudian ditimbun dengan tanah bekas galian.
  • Jarak tanam yang dapat digunakan untuk penanaman asparagus bervariasi, diantaranya jika jarak antar alur 75-90 cm maka dalam barisan jaraknya 50-60 cm. Bila memakai karak antar alur 105-110 cm, maka tanaman didalam baris ditanam dengan jarak 35-45 cm.
  • Dalam 1 hektarnya tanaman bisa berjumlah 20.000 sampai 25.000 pohon.
F. Pemeliharaan
Pemeliharaan terdiri dari:
  • Pembungbunan
Tujuan pembungbunan adalah untuk memperkokoh tegaknya tanaman, memperbanyak system perakaran sehingga akan lebih memperbanyak hasil rebungnya.
  • Penyiangan
Dimaksudkan untuk membuang rumput/ tanaman pengganggu, pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan rumput disekitar tanaman.
  • Pemupukan
Pemupukan dilakukan untuk menambah unsure hara yang dibutuhkan oleh tanaman.Pupuk susulan yang diberikan dapat berupa Urea (10 garm per tanaman), ZA (15 gram per tanaman). Dilakukan setiap 14 atau 21 hari sejak bibit mulai tumbuh. Jumlah pupuk disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan tanaman, makin dewasa pertumbuhannya makin banyak pemakaiannya.
Pembrantasan hama dan penyakit
Berdasarkan pengamatan, hama untuk tanaman asparagus hamper dikatakan tidak ada atau tidak berarti.  Penyakit disebabkan oleh sebangsa jamur (fungi) yang mengakibatkan bercak-bercak kuning sampai merah kecoklatan pada daun, bisa dicegah dengan pemakaian fungisida.
asparagusF. Pemanenan
    Di Negara subtropics pertama kali pemetikan rebung adalah 18-24 bulan sesudah penanaman. Masa pemetikan dalam 1 musim diperkirakan memakan waktu 6-8 minggu, dengan hasil bisa mencapai 1-1,5 ton rebung pada lahan ± 0,5 Ha.Di Negara tropis pertumbuhannya lebih cepat, dengan umur pemanenan pertama berkisar 8-10 bulan sesudah penanaman.Dalam pemanenan perlu diperhatikan mengenai pemilihan rebungnya. Rebung yang berkualitas baik adalah rebung yang gemuk, lunak dan bewarna putih. Juga perlu diperhatikan dalam pemetikan rebungnya, yaitu dengan memotong pangkal rebung yang melandai kearah luar dengan pisau tajam. Pemetikan asparagus yang paling baik dilakukan pada pagi hari.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teknik Persilangan Bunga Anggrek

Indonesia merupakan pusat keanekaragaman genetik beberapa jenis anggrek yang berpotensi sebagai tetua untuk menghasilkan varietas baru anggrek bunga potong, seperti Dendrobium , Vanda , Arachnis , dan Renanthera , maupun sebagai tanaman pot, seperti Phalaenopsis dan Paphiopedilum . Prospek tanaman anggrek dianggap masih sangat cerah untuk dikembangkan. Namun  potensi  ini  belum  dimanfaatkan secara proporsional, hal ini dapat dilihat dari nilai ekpor anggrek Indonesia yang hanya 3 juta US$ per  tahun. Angka  tersebut  termasuk kecil  jika dibandingkan dengan nilai ekspor Negara tetangga Singapura 7,7 juta US$ dan Thailand 50 Juta US$.  Sementara   potensi   perdagangan   dunia  150 juta US$ per   tahun  (Bank Indonesia 2004). Rendahnya produksi anggrek Indonesia  antara  lain  disebabkan  kurang  tersedianya  bibit  bermutu,  budidaya  yang kurang efisien serta penanganan pasca panen yang kurang baik. Untuk memenuhi permintaan pasar yang cenderung meningkat maka diperlukan ketersedi

PERKEMBANGAN EMBRIO DAN IMPLANTASI PADA MAMALIA

A. Fase Embrionik          Tahap awal perkembangan ternak mamalia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa fertilisasi. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio.Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu : Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina. Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage) Tiga fase embrionik yaitu : 1. Morula Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat.Morulasi yaitu proses t

Agri Feature : Pohon Fast Growing Layak Dikembangkan di Indonesia

Tanaman Fast Growing Species (FGS) merupakan tanaman cepat tumbuh dan mempunyai masak tebang maksimal 15 tahun. FGS yang dikembangkan di Perum Perhutani diutamakan jenis-jenis valuable hardwoods . Kelebihan dari valuable hardwoods adalah : mempunyai nilai keuangan yang tinggi, harga yang baik, mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu, serta kegunaan yang luas mempunyai nilai produk akhir yang tinggi bisa diolah untuk kayu gergajian, plywood atau veneer