Masih tidak asing lagi ketika tanaman membutuhkan pupuk untuk menunjang pertumbuhannya. Semuanya sudah tahu, baik praktisi pertanian, mahasiswa, petani bahkan orang diluar pertanian tahu juga hal itu. Pupuk menjadi sangat urgen ketika petani mulai menanam padi atau palawija saat musim penghujan datang. Pupuk yang digunakan adalah pupuk buatan yang terkadang pendistribusiannya tidak merata.
Berita akhir-akhir ini, menyoroti tentang kelangkaan pupuk terutama urea yang dibutuhkan petani. Kenapa bisa terjadi kelangkaan pupuk yang demikian hebat di kalangan petani?. Ditambah pula harga pupuk bersubsidi melonjak diatas harga yang ditetapkan pemerintah. Rakyat (dalam hal ini petani) semakin menjerit dengan kelangkaan ini, apalagi produk pertanian yang mereka jual juga sangat rendah harganya. Pupuk dimana engkau berada, kami mencarimu?
Saking mendesaknya kebutuhan pupuk, warga melakukan razia terhadap gudang pupuk di distributor maupun ke kabupaten. Bahkan, razia di jalan raya pun dilakukan pada truk-truk yang membawa pupuk. Petani memang sudah sangat bergantung pada yang namanya pupuk buatan (kimia). Inilah gambaran petani kita yang menjerit dengan kelangkaan pupuk. Suram dan menyedihkan. Bagaimana rasa kita terhadap itu semua......................?
Sebenarnya, keberadaan pupuk yang langka mungkin dikarenakan oleh pendistribusian yang tidak merata dimasing-masing daerah. Apakah itu ulah dari distributor sendiri atau ada oknum-oknum tertentu yang bermain dibalik itu semua? Kenyataannya adalah ya. Sebagian menyelewengkan pupuk yang dibutuhkan petani untuk kepentingan segelintir orang. Pemerintah perlu mengevaluasi dalam pendistribuasian pupuk agar merata ke daerah-daerah dan petani bisa membelinya.
Disaat petani bingung dengan bagaimana mencari pupuk, disaat tanamannya dah beranjak dewasa. Mungkin ada juga petani yang biasa saja dengan berita itu. Sebab mereka menggunakan pupuk organik seperti kompos. Penggunaan kompos dapat menggantikan konsumsi pupuk kimia bagi tanaman, meskipun kompos yang digunakan dalam jumlah yang besar. Namun efek kedepannya bagi tanah, tanaman dan mikroorganisme tanah sangat baik. Dengan demiakian pupuk kimia yang digunakan sedikit saja.
Secara bertahap dengan penerapan penggunaan pupuk organik maka ketergantungan akan pupuk kimia berkurang. Apalagi pupuk organik merupakan limbah pertanian itu sendiri seperti jerami, kotoran ternak, pupuk hijau dsb. Bahan-bahan itu pun jarang dimanfaatkan petani sendiri. Oleh sebab itu, penggunaan kompos diharapkan mampu menjadi alternatif mengatasi pupuk yang mahal.
Komentar
Posting Komentar