Langsung ke konten utama

Neandertal di Spanyol Utara Mengetahui tentang Kualitas Penyembuhan Tanaman

Minggu, 29 Juli 2012 - Sebuah tim peneliti internasional, dipimpin oleh Universitat Autònoma de Barcelona dan University of York, memberikan bukti molekuler pertama kalau Neandertal tidak hanya memakan aneka ragam tanaman yang sudah dimasak, namun juga memahami kualitas nutrisi dan medisnya.




Hingga sekarang Neandertal, yang hilang antara 30 ribu dan 24 ribu tahun lalu, diduga umumnya merupakan pemakan daging. Walau begitu, bukti keluasan makanan tumbuh seiring semakin canggihnya analisis dilakukan.

 Para peneliti dari Spanyol, Inggris, dan Australia menggabungkan spektrometri massa-gas-kromatografi pirolisis denga nanalisis morfologis fosil mikro tanaman untuk menemukan bahan yang terjebak dalam kalkulus gigi (plak gigi yang mengapur) dari lima Neandertal dari situs Spanyol utara El Sidron.

Hasilnya, diterbitkan dalam  Naturwissenschaften - The Science of Nature minggu ini, memberikan cerita baru – bukti molekuler pertama untuk makanan obat yang dipakai seorang individu Neandertal.

Para peneliti mengatakan granula pati dan penanda karbohidrat dalam sampel, plus bukti senyawa tanaman seperti azulene dan coumarin, serta mungkin bukti kacang, rumput, dan bahkan sayuran hijau, berpendapat digunakannya secara luas tanaman yang dicerna daripada yang ditemukan oleh analisis isotop stabil.

Pengarang utama Karen Hardy, profesor riset dari  Catalan Institute of Research and Advanced Studies (ICREA) di Universitat Autònoma de Barcelona (UAB) dan Honorary Research Associate di University of York, Inggris, mengatakan: “Keragaman penggunaan tanaman yang kami temukan menunjukkan kalau Neandertal yang tinggal di El Sidron memiliki pengetahuan mengenai lingkungan alam mereka yang mencakup kemampuan memilih dan menggunakan tanaman tertentu untuk nilai nutrisi dan medikasinya. Sementara daging memang jelas penting, penelitian kami menunjukkan makanan yang lebih kompleks dari yang diduga sebelumnya.”

Penelitian sebelumnya oleh para anggota tim ini menunjukkan kalau Neandertal di El Sidron memiliki gen persepsi rasa pahit. Sekarang terjebak dalam kalkulus gigi, para peneliti menemukan bukti molekuler kalau satu individu telah memakan tanaman yang rasanya pahit.

Dr Stephen Buckley, seorang peneliti dari fasilitas penelitian BioArCh Universitas York mengatakan: “Bukti kalau individu ini memakan tanaman pahit seperti yarrow dan camomile dengan nilai nutrisi rendah itu mengejutkan. Kami tahu kalau Neandertal mengetahui tanaman ini pahit, jadi kemungkinannya tanaman ini dipilih atas alasan lain selain rasa.”

Sepuluh sampel kalkulus gigi dari lima Neandertal dipilih untuk studi ini. Para peneliti memakai desorpsi termal dan spektrometri massa-kromatografi-gas pirolisis untuk menemukan komponen organik bebas dan terikat dalam kalkulus gigi. Memakai metode ini disertai ekstraksi dan analisis mikrofosil tanaman, mereka menemukan bukti kimia konsisten dengan asap api kayu, sejumlah makanan berpati yang dimasak, dua tanaman yang dikenal sekarang karena kualitas medisnya, dan bitumen atau minyak yang terjebak di kalkulus gigi.

Professor Matthew Collins, yang mengepalai fasilitas penelitian BioArCh di York mengatakan: “Memakai spektrometri massa, kami mampu menemukan balok bangunan karbohidrat dalam kalkulus dia dewasa, satu individu khususnya tampak memakan beberapa jenis makanan kaya karbohidrat. Digabung dengan analisis mikroskopis ditunjukkan bagaimana kalkulus gigi dapat memberi sumber informasi yang banyak.”

Para peneliti mengatakan bukti untuk karbohidrat yang dimasak dibenarkan baik oleh granula pati pecah/masak yang diamati secara mikroskopis dan bukti molekuler memasak dan paparan pada asap kayu atau makanan yang diasap dalam bentuk sejumlah penanda kimia termasuk metil ester, fenol, dan hidrokarbon aromatik polinuklir yang ditemukan dalam kalkulus gigi.

Professor Les Copeland dari fakultas pertanian dan lingkungan Universitas Sydney Australia mengatakan: “Penelitian kami membenarkan keanekaragaman dan pemakaian tanaman secara selektif oleh Neandertal.”

Studi ini juga memberi bukti kalau granula pati yang dilaporkan dari El Sidron menjadi granula tertua yang dikonfirmasi dengan uji biokimia, sementara bakteri kuno yang tertempel dalam kalkulus menawarkan potensi untuk studi lanjutan mengenai kesehatan gigi.

Situs gua arkeologi El Sidron, berada di daerah Asturias Spanyol utara, mengandung koleksi terbaik sisa-sisa Neandertal yang ada di semenanjung Iberia dan salah satu situs paling aktif dan penting di dunia. Ditemukan tahun 1994, ia mengandung 2 ribu potongan tulang dari setidaknya 13 orang yang berasal dari 47,300 hingga 50,600 tahun lalu.

Antonio Rosas, dariMuseum of Natural History di  Madrid — CSIC (Spanish National Research Council), mengatakan: “El Sidron memungkinkan kita menghapus banyak prakonsepsi kita tentang Neandertal. Berkat studi sebelumnya, kita tahu kalau mereka menjaga teman mereka yang sakit, mengubur yang mati, dan menghias tubuh mereka. Sekarang dimensi lain telah ditambahkan terkait dengan pola makan dan pengobatan mereka.”

Penelitian lapangan di El Sidron, dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Oviedo, didanai oleh Departemen Kebudayaan Spanyol. Sampel kalkulus gigi yang dipakai dalam studi ini disediakan oleh laboratorium yang memimpin studi sisa-sisa manusia yang ditemukan di El Sidron, yang berada di   Museum of Natural History di Madrid — CSIC.

Sumber berita:
Fakta Ilmiah

Referensi jurnal

Karen Hardy, Stephen Buckley, Matthew J. Collins, Almudena Estalrrich, Don Brothwell, Les Copeland, Antonio García-Tabernero, Samuel García-Vargas, Marco Rasilla, Carles Lalueza-Fox, Rosa Huguet, Markus Bastir, David Santamaría, Marco Madella, Julie Wilson, Ángel Fernández Cortés, Antonio Rosas. Neanderthal medics? Evidence for food, cooking, and medicinal plants entrapped in dental calculus. Naturwissenschaften, 2012; DOI: 10.1007/s00114-012-0942-0



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teknik Persilangan Bunga Anggrek

Indonesia merupakan pusat keanekaragaman genetik beberapa jenis anggrek yang berpotensi sebagai tetua untuk menghasilkan varietas baru anggrek bunga potong, seperti Dendrobium , Vanda , Arachnis , dan Renanthera , maupun sebagai tanaman pot, seperti Phalaenopsis dan Paphiopedilum . Prospek tanaman anggrek dianggap masih sangat cerah untuk dikembangkan. Namun  potensi  ini  belum  dimanfaatkan secara proporsional, hal ini dapat dilihat dari nilai ekpor anggrek Indonesia yang hanya 3 juta US$ per  tahun. Angka  tersebut  termasuk kecil  jika dibandingkan dengan nilai ekspor Negara tetangga Singapura 7,7 juta US$ dan Thailand 50 Juta US$.  Sementara   potensi   perdagangan   dunia  150 juta US$ per   tahun  (Bank Indonesia 2004). Rendahnya produksi anggrek Indonesia  antara  lain  disebabkan  kurang  tersedianya  bibit  bermutu,  budidaya  yang kurang efisien serta penanganan pasca panen yang kurang baik. Untuk memenuhi permintaan pasar yang cenderung meningkat maka diperlukan ketersedi

PERKEMBANGAN EMBRIO DAN IMPLANTASI PADA MAMALIA

A. Fase Embrionik          Tahap awal perkembangan ternak mamalia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa fertilisasi. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio.Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu : Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina. Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage) Tiga fase embrionik yaitu : 1. Morula Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat.Morulasi yaitu proses t

Agri Feature : Pohon Fast Growing Layak Dikembangkan di Indonesia

Tanaman Fast Growing Species (FGS) merupakan tanaman cepat tumbuh dan mempunyai masak tebang maksimal 15 tahun. FGS yang dikembangkan di Perum Perhutani diutamakan jenis-jenis valuable hardwoods . Kelebihan dari valuable hardwoods adalah : mempunyai nilai keuangan yang tinggi, harga yang baik, mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu, serta kegunaan yang luas mempunyai nilai produk akhir yang tinggi bisa diolah untuk kayu gergajian, plywood atau veneer