Langsung ke konten utama

Varietas Baru Anggrek Spathoglottis yang Menawan

Spathoglottis merupakan satu dari puluhan jenis anggrek tanah. Di Indonesia Spathoglottis dapat tumbuh subur dan rajin berbunga, baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Namun spesies berbunga kuning hanya tumbuh baikdi dataran tinggi. Spathoglottis biasanya ditanam di pinggir taman atau mengelompok di sekeliling tanaman perdu. Di dalam pot, anggrek ini pun rajin berbunga. Anggrek Spathoglottis yang sudah dikenal lama di Indonesia adalah S. plicata yang berbunga ungu. Tanaman yang berbunga putih pun banyak dijumpai namun jarang digunakan sebagai tanaman taman. Ukuran bunga Spathoglottis bervariasi, dari yang kecil dan sempit sampai besar dan lebar dengan panjang tangkai bunga yang beragam pula. Akhir-akhir ini banyak dihasilkan silangan baru antara spesies dataran tinggi dengan spesies dataran rendah untuk memenuhi permintaan konsumen. Balai Penelitian Tanaman Hias telah menghasilkan spesies baru Spathoglottis yang lebih menawan dibandingkan dengan S. plicata, terutama warna petal bunganya. Varietas-varietas baru tersebut adalah Bintang IOPRI, Bintang Segunung, dan Bintang Cipanas.


Persyaratan Tumbuh
Spathoglottis tumbuh sempurna bila kebutuhan hidupnya tercukupi, seperti cahaya, air, udara, suhu, dan unsur hara. Spathoglottis tumbuh baik di bawah naungan maupun tanpa naungan, bergantung spesiesnya.Tanaman muda atau bibit memerlukan cahaya lebih sedikit daripada tanaman dewasa. Tanaman yang kekurangan cahaya akan malas berbunga. Jumlah cahaya yang tepat ditandai dengan daun berwarna hijau muda, permukaan daun mengkilap, tanaman tumbuh segar dan rajin berbunga. Air berperan sebagai pelarut, pengolah, dan pengangkut unsur hara dari akar ke seluruh bagian tanaman. Kelembapan udara yang baik untuk anggrek adalah 50-70% bergantung jenisnya. Pada kelem- bapan yang cukup, tanaman dapat mempertahankan kandungan air dalam batang dan daun. Penyiraman yang berlebihan dapat menyebabkan tanaman membusuk. Sirkulasi udara yang baik diperlukan untuk mengurangi terik matahari serta mencegah kemungkinan adanya jamur dalam kondisi udara lembap dan diam. Sebagai tanaman tropis, anggrek memerlukan suhu harian 27 oC-30 oC dan suhu malam21 oC.

Media Tumbuh dan Penanaman
Anggrek tanah memerlukan media yang berfungsi sebagai sumber ma- kanan. Sumber nutrisi dapat berupa pupuk anorganik. Namun media yang kaya akan bahan organik sangat sesuai sebagai tempat hidup dan sumber hara anggrek tanah, sehingga pemakaian humus, kompos, dan pupuk kandang sangat diperlukan. Media yang diinginkan Spathoglottis adalah yang berdrainase baik. Oleh karena itu, bila menggunakan media tanah harus dicampur dengan bahanbahan yang mudah meloloskan air. Media dapat berupa campuran tanah, sekam bakar, serasah daun bambu/andam, dan pasir. Untuk media tanpa tanah dapat digunakan campuran serasah daun bambu, sekam bakar/pasir, dan pupuk kandang. Spathoglottis ditanam dengan pseudobulb bagian atas tidak terbenam agar tidak busuk.

Penyiraman
Untuk tanaman golongan terrestrial seperti Spathoglottis, pengairan perlu dilakukan dengan hati-hati khususnya untuk tanaman yang sedang berada dalam masa istirahat. Cara yang aman adalah dengan memberikan kondisi basah namun bukan basah kuyup pada masa pertumbuhan, dan pemberian air minimal pada masa istirahat untuk mencegah kekeringan.

Pemupukan
Spathoglottis memiliki perakaran yang cepat berkembang, sehingga bila ditanam dalam pot, sebaiknya menggunakan pot yang dalam. Pertumbuhan yang cepat memerlukan hara yang lebih banyak. Media yang mengandung pupuk kandang atau kompos sudah cukup sebagai sumber hara, namun untuk memperoleh hasil yang maksimal, perlu dilakukan pemupukan misalnya dengan pupuk organik cair. Pupuk dilarutkan dalam air dengan konsentrasi 2 ml/liter, dan disiramkan ke tanah setiap satu minggu sekali.

Pemeliharaan
Pemangkasan daun dilakukan secara teratur dengan memotong daun-daun yang sudah mulai coklat dan tangkai bunga yang telah mengering. Penggantian media dilakukan bersamaan dengan pemisahan anakan, terutama pada tanaman yang telah banyak membentuk anakan sehingga pot tidak mampu lagi menampung tanaman.
Pemberantasan hama dan penyakit dilakukan dengan penyemprotan pestisida sesuai kebutuhan. Hama yang sering menyerang Spathoglottis adalah Pseudococcus longispinus. Serangan hebat dapat menyebabkan tanaman mati karena hama tersebut mengisap cairan dalam daun. Selain itu daun menjadi berwarna hitam seperti embun jelaga. Penyakit yang sering dijumpai adalah busuk Sclerotium sp. yang menyerang akar, umbi semu, dan pangkal daun. Serangan terjadi bila media tanaman terlalu basah. Serangan organisme lain seperti jamur dapat terjadi sehingga tanaman menjadi busuk.

Perbanyakan Tanaman
Perbanyakan tanaman dilakukan dengan biji atau memisahkan anakan/pseudobulb. Tanaman yang berasal dari biji akan berbunga pertama 1-2 tahun sejak pembuahan. Waktu keluar bunga pun bervariasi. Ada yang berbunga sebelum membentuk anakan, dan ada pula yang berbunga setelah anakan keluar. Biasanya anakan mulai dipisahkan setelah tanaman berumur 1,5 tahun. Untuk tanaman yang diperbanyak melalui pemisahan anakan, pembentukan anakan baru terjadi 4 bulan setelah tanam, kemudian dapat dipisahkan lagi setelah 6 bulan, sehingga dalam satu tahun dapat dilakukan pemisahan anakan dua kali.
Pada umumnya pseudobulb utama akan dikelilingi oleh anakan. Pseudobulb utama akan membantu mendorong keluarnya akar baru pada tunas anakan. Dari setiap satu pseudobulb biasanya akan muncul 1-2 bunga. Untuk perbanyakan tanaman sebaiknya bunga yang keluar dipotong untuk mengalihkan sumber makanan dari untuk pembentukan bunga ke pembentukan anakan yang lebih banyak.

Cara Memisahkan Anakan
Tanaman yang akan dipisahkan anaknya dipilih yang memiliki anakan banyak. Tanaman dikeluarkan dari pot dan dibelah dengan menggunakan gunting tanaman di antara pseudobulb. Sebaiknya dalam setiap rumpun terdiri atas tiga pseudobulb. Akar yang sudah mati dipotong dengan gunting. Untuk menghindari serangan jamur, akar tanaman dicelupkan ke dalam larutan yang mengandung fungisida 0,2%.

Cara Menyiapkan Media Tanaman
Media tanaman yang tersedia dicampur dengan perbandingan sebagai berikut:
- campuran tanah : humus daun bambu : pasir : pupuk kandang
= 2:1:1:1.
- campuran humus daun bambu : arang sekam : pupuk kandang
= 3:1:1.
Pot yang digunakan disesuaikan dengan ukuran tanaman. Untuk tanaman kecil dapat digunakan pot/ polibeg berdiameter 15-20 cm, dan untuk tanaman besar yang berukuran 30 cm. Bagian bawah pot dilapisi dengan pecahan genting/batu bata agar air tidak menggenang.

Cara Tanam
Bibit ditanam dengan posisi tegak agar anakan baru keluar dengan teratur. Dapat pula digunakan ajir bila akar belum kuat. Penanaman jangan terlalu dalam agar pseudo- bulb tidak busuk. Selanjutnya tanaman diletakkan di tempat yang teduh. Perbanyakan melalui biji perlu dihindari karena dapat menurunkan kualitas tanaman. Di alam biji-biji Spathoglottis dapat tumbuh tanpa bantuan suplai makanan karena bersimbiose dengan mikorhiza. Namun dalam kondisi dibudidaya- kan, hal tersebut sulit dicapai sehingga perlu media khusus. Media yang cocok untuk penebaran biji Spathoglottis adalah media Vacin & Went.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teknik Persilangan Bunga Anggrek

Indonesia merupakan pusat keanekaragaman genetik beberapa jenis anggrek yang berpotensi sebagai tetua untuk menghasilkan varietas baru anggrek bunga potong, seperti Dendrobium , Vanda , Arachnis , dan Renanthera , maupun sebagai tanaman pot, seperti Phalaenopsis dan Paphiopedilum . Prospek tanaman anggrek dianggap masih sangat cerah untuk dikembangkan. Namun  potensi  ini  belum  dimanfaatkan secara proporsional, hal ini dapat dilihat dari nilai ekpor anggrek Indonesia yang hanya 3 juta US$ per  tahun. Angka  tersebut  termasuk kecil  jika dibandingkan dengan nilai ekspor Negara tetangga Singapura 7,7 juta US$ dan Thailand 50 Juta US$.  Sementara   potensi   perdagangan   dunia  150 juta US$ per   tahun  (Bank Indonesia 2004). Rendahnya produksi anggrek Indonesia  antara  lain  disebabkan  kurang  tersedianya  bibit  bermutu,  budidaya  yang kurang efisien serta penanganan pasca panen yang kurang baik. Untuk memenuhi permintaan pasar yang cenderung meningkat maka diperlukan ketersedi

PERKEMBANGAN EMBRIO DAN IMPLANTASI PADA MAMALIA

A. Fase Embrionik          Tahap awal perkembangan ternak mamalia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa fertilisasi. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio.Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu : Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina. Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage) Tiga fase embrionik yaitu : 1. Morula Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat.Morulasi yaitu proses t

Agri Feature : Pohon Fast Growing Layak Dikembangkan di Indonesia

Tanaman Fast Growing Species (FGS) merupakan tanaman cepat tumbuh dan mempunyai masak tebang maksimal 15 tahun. FGS yang dikembangkan di Perum Perhutani diutamakan jenis-jenis valuable hardwoods . Kelebihan dari valuable hardwoods adalah : mempunyai nilai keuangan yang tinggi, harga yang baik, mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu, serta kegunaan yang luas mempunyai nilai produk akhir yang tinggi bisa diolah untuk kayu gergajian, plywood atau veneer