Penerapan Smart Farming dalam Budidaya Jamur Kuping di Desa Karangbangun oleh PPK Ormawa KSI FP UNS
Tim Program Penguatan Kapasitas (PPK) Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa) Kelompok Studi Ilmiah (KSI) Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) telah melakukan sosialisasi dan praktik smart farming budidaya jamur kuping di Desa Karangbangun, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar pada Sabtu, 6 September 2025.
Kegiatan ini merupakan rangkaian program PPK Ormawa dan didukung oleh Direktorat Pembelajaran Kemahasiswaan, Kemendiktisaintek. Kegiatan ini dilaksanakan oleh tim PPK Ormawa KSI FP UNS dan diketuai oleh Muhammad Ziaul Haq Faiz dengan anggota sebanyak 15 mahasiswa FP UNS dan terdapat dosen pembimbing, yaitu Raden Kunto Adi, S.P., M.P.
Kegiatan ini dihadiri oleh 30 peserta yang terdiri atas Kelompok Taruna Tani (KTT) Sumber Gede serta Kelompok Wanita Tani (KWT) Lismatu Bhakti. Beberapa dosen juga turut hadir, yaitu Prof. Dr. Ir. Joko Sutrisno, M.P. selaku Direktur Direktorat Kemahasiswaan UNS, Prof. Dr. Ir. Agung Wibowo, S.P., M.Si. selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FP UNS, serta Raden Kunto Adi, S.P., M.P. selaku Dosen Pembimbing Tim Pelaksana PPK Ormawa KSI FP UNS. Selain itu, dihadiri juga oleh Suparban selaku Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Matesih, Karno selaku Kepala Desa Karangbangun, Pandi selaku Ketua RT 01/RW 03, dan Yonathan Liliek Prihartanto, S.E., S.Kom., M.M. selaku Pembina Kelompok Taruna Tani (KTT) Sumber Gede,
Kegiatan ini diawali pembukaan oleh MC dilanjutkan dengan sambutan oleh tim pelaksana, dosen pembimbing, perwakilan perguruan tinggi, perwakilan desa, dan pembina KTT Sumber Gede. Raden Kunto Adi, S.P., M.P. saat melakukan sambutan, menyatakan bahwa kegiatan ini menggabungkan antara teknologi, penyuluhan, dan pemberdayaan masyarakat secara langsung. Kegiatan selanjutnya, yaitu penjelasan mengenai smart farming oleh Yusuf Fadlila Rachman, S.Kom., M.Kom. selaku Dosen D3 Teknik Informatika Sekolah Vokasi UNS. Beliau menjelaskan terkait pengenalan smart farming, parameter penting di budidaya jamur kuping, cara kerja, komponen sistem, mekanisme penggunaan, dan manfaat penggunaan Internet of Things (IoT) pada budidaya jamur kuping. Beliau menyatakan bahwa IoT memiliki manfaat, seperti dapat memudahkan pemantauan dan kontrol otomatis, monitoring real-time, dan produksi dapat lebih konsisten daripada metode konvensional.
Kegiatan selanjutnya, yaitu sesi tanya jawab oleh peserta. Pertanyaan tersebut, meliputi IoT bisa diaplikasikan di kolam ikan atau tidak, bisa diaplikasikan di sayuran atau tidak, biaya IoT, persentase terkait efisiensi penggunaan IoT dibandingkan konvensional, hingga pengaplikasian IoT di kumbung jamur. Pertanyaan tersebut, tentunya dijawab oleh Yusuf dengan jawaban, seperti IoT bisa diaplikasikan di kolam ikan dan sayuran. Biaya IoT tergantung dengan medannya dan komponennya, efisiensi penggunaan IoT itu tergantung pihak petani sendiri berdasarkan pengalaman mereka, sedangkan pengaplikasian IoT di kumbung jamur itu dapat melalui data dari aplikasi yang dilengkapi dengan kamera.
Harapan dalam kegiatan ini, yaitu petani dari Kelompok Taruna Tani (KTT) Sumber Gede dapat memiliki wawasan yang lebih luas, sehingga lebih efektif dan efisien dalam melakukan budidaya, khususnya budidaya jamur kuping. Selain itu, diharapkan dapat selalu berkontribusi kepada masyarakat di desa lain untuk melaksanakan kegiatan seperti ini, tutur Pembina KTT Sumber Gede.
Kegiatan ini, diharapkan dapat membawa dampak langsung untuk memberdayakan masyarakat, memberi dampak berkelanjutan, dan mendukung adanya Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada poin8, 9, 12, dan 17 yang mana poin-poin tersebut secara berurutan, yaitu penciptaan pekerjaan yang layak dan pertumbuhan eknomi, pertumbuhan inovasi dalam meningkatkan produktivitas dan mengurangi dampak lingkungan, praktik produksi berkelanjutan melalui pemanfaatan limbah, dan membangun kemitraan untuk mencapai tujuan.
Komentar
Posting Komentar