Sungguh menakjubkan, berikut berita yang kami kutip dari salah satu media massa Koran Sebelas Maret, edisi 14 Juni 2013. Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melatih ibu-ibu di di Dusun Pasah, Desa Senden, Selo, Boyolali, membuat Dodol Wortel Kaya Susu (Dotekasu). Kegiatan tersebut merupakan program pengabdian masyarakat melalui pendanaan dari Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (PKMM Dikti) 2013 dan Program Pemberdayaan Masyarakat Hibah MITI (Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia).
Program yang berjudul Dotekasu (Dodol Wortel Kaya Susu): Oleh-Oleh Khas Boyolali Mengoptimalkan Potensi Wortel yang Melimpah di Desa Senden, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali ini dilakukan oleh tujuh orang. Mereka adalah Rachmad Adi Riyanto (Alumni Pengurus KSI, ITP 2010), Muhammad Luqman Al Hakim (Alumni Pengurus KSI, ITP 2010), Prakoso Adi (Pengurus KSI 2013, ITP 2012), Puryadi (Pengurus KSI 2013, Peternakan 2012), Arief Eko Priyo Atmojo, Rohandi Latif, dan Husin Nur Arifin.
Mereka merupakan gabungan dari Tim PKMM dan Tim Hibah MITI. Desa Senden mereka pilih sebagai tempat penelitian karena di sana merupakan tempat penghasil wortel. “Di sana wortel hanya dijual segar, padahal jika bisa diolah menjadi makanan akan menambah nilai jual,” ungkap Rachmad Adi Riyanto.
Rachmad mengungkapkan, pada pertemuan pertama 14 April, mereka sebagai tim memperkenalkan diri kepada masyarakat dan menjelaskan program yang akan dilaksanakan ke depannya. Pertemuan selanjutnya 28 April mereka masih membimbing ibu-ibu untuk lebih terampil dalam memproduksi Dotekasu serta memperkenalkan Good Manufacturing Practice (GMP).
Dengan menanamkan kebiasaan-kebiasaan baik dalam memproduksi makanan seperti cuci tangan dengan sabun sebelum memproduksi, tidak meludah sembarang tempat, membuang sampah pada tempatnya, sedikit berbicara ketika mengolah makanan dan pentingnya mengenakan pakaian pelindung diri. “Untuk mendukung pengenalan GMP ini kami membagikan celemek dan masker kepada ibu-ibu yang wajib dipakai ketika mengolah Dotekasu”, lanjutnya.
Pertemuan ketiga 19 Mei mereka dengan ibu-ibu berdiskusi untuk membahas rencana produksi secara massal serta membentuk Kelompok Wanita Tani (KWT) Krida Sekar Ayu sebagai pengelola Dotekasu. Selanjutnya pertemuan keempat 2 Juni dilakukan pelatihan produksi.
Mahasiswa jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian (FP) UNS ini menjelaskan produk Dotekasu resmi di-launching pada Rabu (12/6) bertempat di Dusun Pasah. “Dotekasu sudah dilakukan Uji Laboratorium terkait kandungan Beta Karoten dan Proteinnya di Lab Ilmu dan Teknologi Pangan, UNS. Berdasarkan Uji Organoleptik (uji Kesukaan) yang kami lakukan dengan melibatkan lebih dari 30 panelis dengan usia yang beragam menunjukkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap produk kami tergolong tinggi, sebagian besar menyatakan suka sampai sangat suka,” imbuhnya.
Pembuatan DOKETASU pun cenderung mudah. Saat ini pemasaran masih pre-oder melalui media sosial. Ke depan, tim ini juga akan mengajak ibu-ibu KWT untuk bergerilya dalam pemasaran Dotekasu di tempat-tempat yang strategis.
Program yang berjudul Dotekasu (Dodol Wortel Kaya Susu): Oleh-Oleh Khas Boyolali Mengoptimalkan Potensi Wortel yang Melimpah di Desa Senden, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali ini dilakukan oleh tujuh orang. Mereka adalah Rachmad Adi Riyanto (Alumni Pengurus KSI, ITP 2010), Muhammad Luqman Al Hakim (Alumni Pengurus KSI, ITP 2010), Prakoso Adi (Pengurus KSI 2013, ITP 2012), Puryadi (Pengurus KSI 2013, Peternakan 2012), Arief Eko Priyo Atmojo, Rohandi Latif, dan Husin Nur Arifin.
Mereka merupakan gabungan dari Tim PKMM dan Tim Hibah MITI. Desa Senden mereka pilih sebagai tempat penelitian karena di sana merupakan tempat penghasil wortel. “Di sana wortel hanya dijual segar, padahal jika bisa diolah menjadi makanan akan menambah nilai jual,” ungkap Rachmad Adi Riyanto.
Rachmad mengungkapkan, pada pertemuan pertama 14 April, mereka sebagai tim memperkenalkan diri kepada masyarakat dan menjelaskan program yang akan dilaksanakan ke depannya. Pertemuan selanjutnya 28 April mereka masih membimbing ibu-ibu untuk lebih terampil dalam memproduksi Dotekasu serta memperkenalkan Good Manufacturing Practice (GMP).
Dengan menanamkan kebiasaan-kebiasaan baik dalam memproduksi makanan seperti cuci tangan dengan sabun sebelum memproduksi, tidak meludah sembarang tempat, membuang sampah pada tempatnya, sedikit berbicara ketika mengolah makanan dan pentingnya mengenakan pakaian pelindung diri. “Untuk mendukung pengenalan GMP ini kami membagikan celemek dan masker kepada ibu-ibu yang wajib dipakai ketika mengolah Dotekasu”, lanjutnya.
Pertemuan ketiga 19 Mei mereka dengan ibu-ibu berdiskusi untuk membahas rencana produksi secara massal serta membentuk Kelompok Wanita Tani (KWT) Krida Sekar Ayu sebagai pengelola Dotekasu. Selanjutnya pertemuan keempat 2 Juni dilakukan pelatihan produksi.
Mahasiswa jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian (FP) UNS ini menjelaskan produk Dotekasu resmi di-launching pada Rabu (12/6) bertempat di Dusun Pasah. “Dotekasu sudah dilakukan Uji Laboratorium terkait kandungan Beta Karoten dan Proteinnya di Lab Ilmu dan Teknologi Pangan, UNS. Berdasarkan Uji Organoleptik (uji Kesukaan) yang kami lakukan dengan melibatkan lebih dari 30 panelis dengan usia yang beragam menunjukkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap produk kami tergolong tinggi, sebagian besar menyatakan suka sampai sangat suka,” imbuhnya.
Pembuatan DOKETASU pun cenderung mudah. Saat ini pemasaran masih pre-oder melalui media sosial. Ke depan, tim ini juga akan mengajak ibu-ibu KWT untuk bergerilya dalam pemasaran Dotekasu di tempat-tempat yang strategis.
Demikian sekelumit tentang aksi temen-temen kalian yang sungguh menkajubkan. So buat temen-temen yang ngakunya anak ilmiah, mana aksi kalian buat publik? Ayo buktikan aksimu, kalau kamu memang bisa seperti mereka. Perhatikan dan pahami kata-kata berikut ini:
"Ilmu itu bagaikan pohon yang kalian tanam dan pelihara, namun ia tak akan bermanfaat bagimu dan orang di sekitarnya jika ia tak dapat memberikan buah. Karena ilmu itu bagaikan pohon yang harus kamu jaga dan pelihara, buahnya adalah amal perbuatan yang kamu terapkan dari ilmu yang kamu cari. Buat apa cari ilmu jika tak bermanfaat bagi dirimu dan orang lain."
semangat para mahasiswanya
BalasHapus