Pertumbuhan ulat bulu yang sangat cepat diperkirakan bakal menjalar ke sejumlah daerah lain di sekitar Kabupaten Probolinggo. Ini disebabkan fase perubahan cuaca yang masih akan berlangsung dalam satu atau dua bulan mendatang. Saat ini,
Dinas Pertanian Probolinggo mencatat ulat bulu telah menyebar di 60 desa pada delapan kecamatan.Kedelapan kecamatan itu Leces, Tegalsiwalan, Bantaran, Sumberasih, Wonomerto, Dringu, Banyuanyar,dan Tongas.
Dinas Pertanian Probolinggo mencatat ulat bulu telah menyebar di 60 desa pada delapan kecamatan.Kedelapan kecamatan itu Leces, Tegalsiwalan, Bantaran, Sumberasih, Wonomerto, Dringu, Banyuanyar,dan Tongas.
Menurut Arif Kurniadi,Kasi Penanggulangan Hama Disperta Kabupaten Probolinggo, untuk mengantisipasi meluasnya penyebaran ulat bulu, Disperta terus menggiatkan penyemprotan disinfektan ke daerah-daerah yang terserang ulat bulu.”Hari ini petugas menyemprotkan disinfektan ke 14 titik.
Cuaca yang cerah sangat membantu mengatasi perkembangan ulat bulu,” tandas Arif Kurniadi. Tak hanya mengganggu aktivitas warga, ulat bulu juga menyebabkan produksi pertanian terancam menurun.Mangga, produk unggulan Probolinggo yang saat ini sedang berbunga, diperkirakan tidak akan berbuah lantaran menjadi kering.
Berdasar catatan Dinas Pertanian, sebanyak 8.877 pohon mangga milik warga dan yang tersebar dibeberapa perkebunan terserang ulat bulu dan terancam gagal panen. Setiap panenan satu pohon mangga setara dengan Rp500.000. Dengan demikian, potensi kerugian dari ancaman gagal panen tersebut mencapai lebih dari Rp4,4 miliar.
Didukung Cuaca
Kepala Laboratorium Hama Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Dr Ir Totok Himawan menjelaskan, fenomena ”serangan” ulat bulu ini tak lepas dari pengaruh cuaca.Tingginya curah hujan di penghujung musim menyebabkan predator ulat bernama Braconid dan ‘Apateles’ tak mampu bertahan hidup.
Akibatnya, ulat bulu berkembang sangat cepat. Selain pengaruh cuaca, ulat bulu berkembang karena residu pestisida yang membunuh predatornya. ”Dugaan kita petani di Kabupaten Probolinggo terlalu banyak menyemprotkan pestisida.Nahresidunya itubisa menghambat pertumbuhan dan membunuh predator alami ulat. Lantas predator alami itu tidak bisa mengontrol perkembangbiakan ulat,”jelas Totok.
Meski begitu, dia menjelaskan warga tak perlu panik. Sebab jenis ulat bulu di Probolinggo itu tidak membahayakan. ”Ulat bulu yang ada di Kabupaten Probolinggi itu dari spesies Dasychira Inclusa atau sejenis ulat bulu yang tidak gatal dan tidak menimbulkan iritasi pada kulit,”ujar Totok. Sobari, dosen di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menerangkan, ada tiga cara membasmi ulat bulu,yaitu cara fisik, kimia dan biologi.
”Cara fisik dengan cara memukuli seluruh ulat sampai mati atau bisa juga dengan menggunakan api untuk membakar ulatnya. Kalau cara kimia dengan menyemprotkan insektisida tertentu. Kemudian cara biologi,berarti harus memasukkan salah satu hewan yang bertugas memangsa seluruh ulat itu,”terang dia.
Sumber: Koran Sindo
Komentar
Posting Komentar