Tanaman Sela Tumbuh Di Lahan Marginal, Bisakah?
Tahukah anda apa itu tanaman sela? Tanaman sela merupakan tanaman
yang sengaja ditanaman diantara tanaman tahunan. Tanaman sela ini memanfaatkan
lahan kosong untuk meningkatkan pendapatan petani. Namun bagaimana jika yang
digunakan adalah lahan marginal yang memiliki kualitas tanah yang kurang subur
dibanding dengan jenis tanah lainnya?
Tanah marginal yang cenderung gersang dan kering, digunakan
masyarakat untuk menanam pohon mete, karena pada penanaman pohon mete ini juga
merupakan aksi penghijauan dan rehabilitasi lahan kritis. Antar pohon mete
memiliki jarak tanam sekitar 5 m. Jarak yang cukup panjang bukan? Dari potensi
ini kemudian tim PETISI (Penelitian Kelompok Studi Ilmiah) yang beranggotakan
Tulus Widodo (Pengelolaan hutan, 2019), Prisca Puspita Sari (Penyuluhan dan
Komunikasi Pertanian, 2018), dan Iksaniyah (Ilmu tanah, 2019) melakukan studi
kasus dan penelitian budidaya tanaman sela pada perkebunan tanaman mete lahan
marginal di Kecamatan Jatirono, Kabupaten Wonogiri. Penelitian ini dilakukan
pada bulan Agustus hingga September 2020. Adapun tujuan dari penelitian ini
yakni untuk mengetahui keefektifan pemanfaatan lahan marginal tanaman sela,
menganalisis tanaman yang cocok sebagai tanaman sela, dan menganalisis pengaruh
pemanfaatan lahan marginal terhadap perekonomian masyarakat.
Menurut penelitian Pranowo dan Purwanto (2011) ada beberapa hal
yang harus diperhatikan pada penanaman tanaman sela, yakni jenis tanaman yang
diintroduksikan merupakan jenis tanaman yang tahan naungan, tahan kekeringan
dan dapat ditanam di antara barisan tanaman jambu mete. Pengamatan langsung
dilakukan di Desa Cangkring dan Desa Duren, Kecamatan Jatirono. Beberapa dari
masyarakat setempat sudah memanfaatkan lahan kosong di antara pohon mete dengan
ditanami tanaman obat-obat an seperti empon-empon, namun pemanfaatan tesebut
belum optimal dan masih sebagain saja yang memanfaatkan. Masih banyak lahan
kosong yang belum dimanfaatkan untuk budidaya ini.
Gambar tanaman
empon-empon di antara pohon jambu mete
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa tanaman sela yang cocok
ditanam dilahan marginal, tepatnya di antara pepohonan mete yaitu tanaman
empon-empon dengan jenis kunyit dan jahe. Masyarakat menganggap dua jenis ini
mudah tumbuh dan memiliki nilai jual
yang tinggi dari yang lainnya. Berdasarkan analisis ekonomi yang
dilakukan, tanaman sela yang berhasil dibudidayakan mampu meningkatkan
pendapatan petani mete. Petani mete yang semula hanya menjual hasil tanaman
selanya berupa hasil basah yang belum dikeringkan, dapat meningkatkan harga
jualnya dengan mengeringkan empon-empon tadi sebelum dijual, sehingga mampu
membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat petani mete. Petani akan
mendapatkan dua keuntungan sekaligus dari hasil budidaya tanaman sela yakni
dari segi biologi tanah dan ekonomi. Namun sangat disayangkan masyarakat umum
belum banyak mengetahuinya sehingga diperlukan pengembangan partisipasi.
Pengembangan partisipasi ini dapat dilakukan dengan mengadakan sosialisasi
manfaat budidaya tanaman sela dilahan marginal. Sosialisasi ini salah satunya
untuk mengubah persepsi negative terhadap lahan marginal. Setelah
sosialisasi langkah selanjutnya yaitu implementasi. Masyarakat diajak secara
langsung untuk ikut serta dalam pengolahan lahan marginal serta penanaman
tanaman sela. Hal tersebut bertujuan agar masyarakat memiliki pengalaman yang
nantinya dapat diterapkan dilahan mereka. Pengambangan partisipasi mayarakat
untuk memanfaatkan lahan marginal perlu dilakukan secara berkelanjutan dan
melibatkan stakeholder terkait.
Maya (Humas PETISI) mengungkapkan, “ inovasi pemanfaatan tanah
marginal dapat sangat bermanfaat. Hal ini karena kebanyakan tanah marginal
sering dibiarkan begitu saja. Inovasi yang sangat bermanfaat, dan mampu
mengubah persepsi masyarakat menjadi lebih baik”.
Referensi:
Prawono
D dan Purwanto. 2011. Pemanfaatan Lahan diantara Tanaman Jambu Mete Muda di
Lahan Marginal. J Buletin RISTRI 2(2): 199-206.
Komentar
Posting Komentar