Langsung ke konten utama

Hidroponik Sebagai Alternatif Pertanian Berkelanjutan (ESSAI)

"HIDROPONIK SEBAGAI ALTERNATIF PERTANIAN BERKELANJUTAN"

    Pertanian merupakan salah satu sektor terpenting suatu bangsa. Ada tidaknya pertanian, memiliki pengaruh yang besar bagi kelangsungan hidup warga negara. Banyak negara saling berlomba-lomba untuk mampu menyukseskan pertanian mandiri guna mencapai ketahanan pangan. Oleh sebab itu, di Indonesia pertanian berkelanjutan digalakkan untuk mewujudkan pertanian yang optimal dan mampu mewujudkan swasembada pangan.  Hasil panen yang melimpah, siklus pertanian yang cepat, dan perputaran modal yang ringan menjadi tujuan utama pertanian berkelanjutan. Hal ini karena pertanian berkelanjutan tidak hanya agar para petani mampu bertani dengan nyaman, namun juga agar dapat mencukupi kebutuhan konsumsi masyarakat Indonesia dimana hingga saat ini jumlah kebutuhan konsumsi tak sebanding dengan jumlah produksinya.
    Hidroponik dianggap sebagai salah satu jalan keluar dari permasalahan pertanian saat ini. Meski banyak teknologi lain yang berkompetisi memenangkan eksistensi di mata petani, nyatanya hidroponik menjadi pilihan utamanya. Hidroponik mampu menjadi alternatif pertanian berkelanjutan di masa yang akan datang. Hal ini dibuktikan dengan sudah berkembangnya penggunaan budidaya hidroponik di beberapa negara. Bahkan diantaranya sudah berkembang pesat dan mengekspor hasil pertanian hidroponiknya ke negara lain.
    Hidroponik merupakan teknik pembudidayaan tanaman dengan menggunakan media air tanpa menggunakan media tanah. Teknik bercocok tanam ini juga sering disebut sebagai teknik soilless. Tanah yang sering disebut sebagai faktor utama penyokong unsur hara untuk menunjang nutrisi tanaman, nyatanya dapat digantikan dengan peran air. Perlu diperhatikan bahwa penggunaan air sebagai media tanam tumbuhan di sini bukan sebatas air biasa, namun adalah air yang mengandung nutrien guna mendukung pertumbuhan tanaman dengan baik. Pada beberapa teknik hidroponik yang sudah berkembang, biasanya pada media tanam (air) diberi aerator sebagai alat sirkulasi air agar nutrien pada air tidak mengendap di bawah dan mampu di serap oleh akar tumbuhan.
    Hidroponik memiliki keunggulan sebagai alternatif pertanian berkelanjutan yang menekankan pada  keefektifan dan keefisienan lahan dan waktu. Walaupun hidroponik merupakan teknik budidaya tanaman dengan memanfaatkan media air, penggunaan air ini ternyata lebih sedikit dari penggunaan air di media tanah. Pada hidroponik, air yang digunakan tidak terbuang percuma  karena selalu berputar (siklus), sedangkan pada media tanah, air akan terbuang percuma karena meresap dalam tanah. Penggunaan air yang lebih sedikit ini ternyata bermanfaat bagi daerah yang memang memiliki pasokan air terbatas, sehingga petani mulai dapat beralih ke teknik hidroponik yang hemat air ini. Selain itu, hidroponik juga tidak mencemari lingkungan. Tidak seperti pada media tanah dimana penggunaan pestisida akan berdampak pada kesuburan tanah, perputaran air pada hidroponik tidak akan mencemari lingkungan seperti kesuburan tanah.
    Hidroponik muncul layaknya penyelamat bagi sebagian orang yang memang mencari jalan alternatif akan permasalahan pertanian yang dihadapi. Pemanasan global, lahan yang semakin sempit, dan penggunaan bahan kimia yang makin meningkat menjadi pemicu ketidaksuburan tanah. Akhirnya petani yang terkena imbasnya, seperti hasil panen tidak memuaskan, kerugian, dan tidak cukup melengkapi permintaan pasar. Semua hal terkecil yang sama sekali tidak terpikirkan oleh manusia terkadang yang menjadi pemicu suatu bencana, hingga pada akhirnya manusia lah yang harus kembali bekerja keras mencari solusi akibat kesalahan mereka.
    Dalam era perkembangan teknologi dan kemajuan saat ini, tidak mengherankan bila manusia akan mampu mengembangkan hidroponik sebagai teknik budidaya utama tanaman. Kampanye pertanian berkelanjutan soilless perlu digalakkan mengingat lahan pertanian kini yang mulai sempit, padahal jumlah penduduk semakin banyak. Tujuan utama pengembangan pertanian untuk tercapainya swasembada pangan dapat disukseskan dengan perubahan metode/ teknik tanam, seperti hidroponik.


Nama        : Lia Fissamawati N.R
Prodi        : D3 THP 2014

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teknik Persilangan Bunga Anggrek

Indonesia merupakan pusat keanekaragaman genetik beberapa jenis anggrek yang berpotensi sebagai tetua untuk menghasilkan varietas baru anggrek bunga potong, seperti Dendrobium , Vanda , Arachnis , dan Renanthera , maupun sebagai tanaman pot, seperti Phalaenopsis dan Paphiopedilum . Prospek tanaman anggrek dianggap masih sangat cerah untuk dikembangkan. Namun  potensi  ini  belum  dimanfaatkan secara proporsional, hal ini dapat dilihat dari nilai ekpor anggrek Indonesia yang hanya 3 juta US$ per  tahun. Angka  tersebut  termasuk kecil  jika dibandingkan dengan nilai ekspor Negara tetangga Singapura 7,7 juta US$ dan Thailand 50 Juta US$.  Sementara   potensi   perdagangan   dunia  150 juta US$ per   tahun  (Bank Indonesia 2004). Rendahnya produksi anggrek Indonesia  antara  lain  disebabkan  kurang  tersedianya  bibit  bermutu,  budidaya  yang kurang efisien serta penanganan pasca panen yang kurang baik. Untuk memenuhi permintaan pasar yang cenderung meningkat maka diperlukan ketersedi

PERKEMBANGAN EMBRIO DAN IMPLANTASI PADA MAMALIA

A. Fase Embrionik          Tahap awal perkembangan ternak mamalia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa fertilisasi. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio.Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu : Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina. Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage) Tiga fase embrionik yaitu : 1. Morula Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat.Morulasi yaitu proses t

Agri Feature : Pohon Fast Growing Layak Dikembangkan di Indonesia

Tanaman Fast Growing Species (FGS) merupakan tanaman cepat tumbuh dan mempunyai masak tebang maksimal 15 tahun. FGS yang dikembangkan di Perum Perhutani diutamakan jenis-jenis valuable hardwoods . Kelebihan dari valuable hardwoods adalah : mempunyai nilai keuangan yang tinggi, harga yang baik, mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu, serta kegunaan yang luas mempunyai nilai produk akhir yang tinggi bisa diolah untuk kayu gergajian, plywood atau veneer