Puasa menjadi salah satu ibadah wajib bagi umat Islam pada bulan Ramadhan. Perintah puasa telah jelas disebutkan dalam kitab suci Al-Qur’an. Banyak dampak positif yang dapat diperoleh dari kegiatan berpuasa salah satunya dapat mempertajam kecerdasan.
Berdasarkan hasil penelitian para ahli menyebutkan bahwa orang yang lapar adalah orang yang lebih cerdas dibandingkan orang yang tidak lapar, karena perasaan kenyang cenderung membawa pada rasa kantuk dan malas. Hal seperti ini dapat dianalogikan dengan kehidupan orang di negeri sendiri yang tidak lebih sukses daripada kehidupan perantau. Para perantau akan menghadapi tantangan hidup yang lebih berat sehingga otak pun akan terpacu untuk bekerja lebih keras dan cerdas. Begitu pula dengan kondisi lapar yang muncul pada diri seseorang (terutama yang sedang berpuasa) akan mempertajam pikiran dan membuat seseorang lebih kreatif. Sebuah bukti dari sekelompok mahasiswa University of Chicago yang mengalami progres terhadap nila-nilai tugas di kampus dan peningkatan kewaspadaan mental setelah diminta berpuasa selama tujuh hari.
Manfaat Puasa untuk Fungsi Otak
Otak merupakan organ yang berfungsi dalam proses mental untuk memperoleh pengetahuan seperti berpikir, memutuskan sesuatu, mengingat dan sebagainya. Dalam melakukan seluruh proses tersebut otak tentu membutuhkan glukosa yang bersumber dari makanan yang dikonsumsi manusia.
Pada saat berpuasa akan terjadi perubahan metabolisme dalam tubuh, dimana tingkat konsumsi makanan yang berkurang akan menyebabkan tubuh kekurangan glukosa. Namun, hal tersebut akan segera ditanggapi oleh sistem pengatur energi yang begitu canggih dalam di dalam tubuh. Ketika pasokan glukosa dari asupan makanan berkurang maka tubuh akan bereaksi dengan cepat untuk menghasilkan glukosa dari sumber lain. Ketika tubuh kekurangan energi maka pembakaran tidak akan terjadi, dalam hal ini otak akan bereaksi dengan memicu kelenjar pankreas untuk mengeluarkan glukagon. Glukagon inilah yang akan membakar glikogen dalam hati untuk menjadi glukosa. Apabila glukosa yang dihasilkan belum mencukupi maka akan ada pembakaran lemak dalam tubuh.
Otak akan tetap bekerja secara normal meskipun dalam tubuh kekurangan makanan, sehingga tidak ada istilah bahwa lapar itu menyebabkan orang bodoh. Justru ketika orang berpuasa dengan energi yang tidak berlebih akan menyeimbangkan ketersediaan glukosa dalam otak. Dr. Bahr Azwar juga menyebutkan, ketika asupan makanan tidak masuk dalam tubuh (kondisi orang berpuasa) maka usus akan diberi kesempatan untuk beristirahat. Saat usus beristirahat maka sari makanan akan berkurang, sehingga beban darah yang biasanya membawa sari makanan pun juga akan berkurang. Pengurangan beban tersebut sekaligus meringankan otak untuk tidak diforsir atau dikerahkan dalam membawa sari makanan dari dalam usus. Dengan demikian, otak akan lebih fokus dalam berpikir dan lebih tajam.
Selamat Berpuasa Ramadhan
Referensi:
http://health.kompas.com/read/2012/08/25/09225748/Puasa.Membentuk.Struktur.Otak.Baru
Berdasarkan hasil penelitian para ahli menyebutkan bahwa orang yang lapar adalah orang yang lebih cerdas dibandingkan orang yang tidak lapar, karena perasaan kenyang cenderung membawa pada rasa kantuk dan malas. Hal seperti ini dapat dianalogikan dengan kehidupan orang di negeri sendiri yang tidak lebih sukses daripada kehidupan perantau. Para perantau akan menghadapi tantangan hidup yang lebih berat sehingga otak pun akan terpacu untuk bekerja lebih keras dan cerdas. Begitu pula dengan kondisi lapar yang muncul pada diri seseorang (terutama yang sedang berpuasa) akan mempertajam pikiran dan membuat seseorang lebih kreatif. Sebuah bukti dari sekelompok mahasiswa University of Chicago yang mengalami progres terhadap nila-nilai tugas di kampus dan peningkatan kewaspadaan mental setelah diminta berpuasa selama tujuh hari.
Manfaat Puasa untuk Fungsi Otak
Otak merupakan organ yang berfungsi dalam proses mental untuk memperoleh pengetahuan seperti berpikir, memutuskan sesuatu, mengingat dan sebagainya. Dalam melakukan seluruh proses tersebut otak tentu membutuhkan glukosa yang bersumber dari makanan yang dikonsumsi manusia.
Pada saat berpuasa akan terjadi perubahan metabolisme dalam tubuh, dimana tingkat konsumsi makanan yang berkurang akan menyebabkan tubuh kekurangan glukosa. Namun, hal tersebut akan segera ditanggapi oleh sistem pengatur energi yang begitu canggih dalam di dalam tubuh. Ketika pasokan glukosa dari asupan makanan berkurang maka tubuh akan bereaksi dengan cepat untuk menghasilkan glukosa dari sumber lain. Ketika tubuh kekurangan energi maka pembakaran tidak akan terjadi, dalam hal ini otak akan bereaksi dengan memicu kelenjar pankreas untuk mengeluarkan glukagon. Glukagon inilah yang akan membakar glikogen dalam hati untuk menjadi glukosa. Apabila glukosa yang dihasilkan belum mencukupi maka akan ada pembakaran lemak dalam tubuh.
Otak akan tetap bekerja secara normal meskipun dalam tubuh kekurangan makanan, sehingga tidak ada istilah bahwa lapar itu menyebabkan orang bodoh. Justru ketika orang berpuasa dengan energi yang tidak berlebih akan menyeimbangkan ketersediaan glukosa dalam otak. Dr. Bahr Azwar juga menyebutkan, ketika asupan makanan tidak masuk dalam tubuh (kondisi orang berpuasa) maka usus akan diberi kesempatan untuk beristirahat. Saat usus beristirahat maka sari makanan akan berkurang, sehingga beban darah yang biasanya membawa sari makanan pun juga akan berkurang. Pengurangan beban tersebut sekaligus meringankan otak untuk tidak diforsir atau dikerahkan dalam membawa sari makanan dari dalam usus. Dengan demikian, otak akan lebih fokus dalam berpikir dan lebih tajam.
Selamat Berpuasa Ramadhan
Referensi:
http://health.kompas.com/read/2012/08/25/09225748/Puasa.Membentuk.Struktur.Otak.Baru
Komentar
Posting Komentar