Langsung ke konten utama

LOMBA INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN


LATAR BELAKANG 

Perubahan iklim merupakan suatu keniscayaan yang dampaknya sudah sangat dirasakan, seperti semakin tidak menentunya musim hujan dan musim kemarau, perubahan pola curah hujan, dan lain-lain. Kondisi iklim tersebut meningkatkan ancaman kekeringan, banjir, dan ancaman organisme pengganggu tanaman (OPT). Akibatnya pola tanam dan kebiasaan petani menjadi kacau yang berdampak signifikan terhadap produksi pertanian bahkan gagal panen, terutama tanaman pangan dan holtikultura.

Upaya adaptasi diharapkan dapat mengembangkan pertanian yang tahan (resilience) terhadap variabilitas dan perubahan iklim saat ini dan mendatang. Diperkirakan sudah cukup banyak informasi/teknologi yang dihasilkan, baik teknologi hasil penelitian maupun indigenous atau kearifan local berupa teknologi tepat guna yang terkait dengan perubahan iklim, baik yang berdasarkan "by design" ataupun tidak. sehingga, teknologi-teknologi tersebut, baik yang dihasilkan oleh lembaga Penelitian atau Perguruan Tinggi, Maupun oleh pihak swasta, LSM dan Masyarakat, perlu segera diinventarisasi, diidentifikasi dan diverifikasi untuk dikomunikasikan dan disosialisasikan.

Berdasarkan pemikiran tersebut, Kementerian Pertanian melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian melaksanakan Olimpiade Nasional Adaptasi Pertanian Menghadapi perubahan iklim, dengan tema "Inovasi Teknologi Adaptif Perubahan Iklim Sektor Pertanian". Salah satu kegiatan lomba yang dilaksanakan dalam rangkaian kegiatan olimpiade tersebut adalah Lomba Inovasi Teknologi Pertanian untuk Menghadapi perubahan Iklim (Infotek).

Kriteria Penilaian
Kreatifitas: bermanfaat untuk pertanian dalam arti luas
Efektifitas: dampak terhadap lingkungan
Kemudahan (Simplicity): bahan dan alat mudah didapatkan, mempunyai muatan lokal yang tinggi
Originality: dapat dipertanggungjawabkan keasliannya
Status teknologi: (applicability) bisa diaplikasikan dengan cakupan yang luas, bisa di scalling up)

PENJURIAN

Dewan juri terdiri dari ilmuwan/ahli dibidang pertanian ramah lingkungan, perubahan iklim, system informasi, sensorik/robotik.

Kegiatan lomba diikuti oleh seluruh peserta dari berbagai instansi maupun perguruan tinggi di Indonesia.

Syarat menjadi peserta:
- Mahasiswa Program Diploma/S1, dengan melampirkan kartu Mahasiswa, KTP dan CV
- Peneliti, Penyuluh dan Perekayasa dengan melampirkan KTP, NPWP dan CV
- Karya tulis belum pernah dipublikasikan dimedia manapun.

Hadiah berupa:

- Uang tunai,
- Piagam,
- Insentif perjalanan dan akomodasi untuk 3 orang finalis dari masing-masing kategor peserta untuk mempresentasikan/mendemokan hasil karya (gambar, maket, poster, maupun power point) pada puncak acara kegiatan Olimpiade Adaptasi Pertanian Menghadapi Perubahan Iklim yang diselenggarakan di Bandung, Jawa Barat.

KONTAK KAMI:
KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENELITIAN AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

Jl. Tentara Pelajar No. 1A, Kampus Penelitian Pertanian Cimanggu Bogor 16111

Informasi lebih lanjut :

Mieta (0812 9874 2098/ 021-794 5528)
Nurwindah Pujilestasi (0821 1388 3449)
Woro Estiningtyas (081 6167 1249)
email : contact@infotek2013.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teknik Persilangan Bunga Anggrek

Indonesia merupakan pusat keanekaragaman genetik beberapa jenis anggrek yang berpotensi sebagai tetua untuk menghasilkan varietas baru anggrek bunga potong, seperti Dendrobium , Vanda , Arachnis , dan Renanthera , maupun sebagai tanaman pot, seperti Phalaenopsis dan Paphiopedilum . Prospek tanaman anggrek dianggap masih sangat cerah untuk dikembangkan. Namun  potensi  ini  belum  dimanfaatkan secara proporsional, hal ini dapat dilihat dari nilai ekpor anggrek Indonesia yang hanya 3 juta US$ per  tahun. Angka  tersebut  termasuk kecil  jika dibandingkan dengan nilai ekspor Negara tetangga Singapura 7,7 juta US$ dan Thailand 50 Juta US$.  Sementara   potensi   perdagangan   dunia  150 juta US$ per   tahun  (Bank Indonesia 2004). Rendahnya produksi anggrek Indonesia  antara  lain  disebabkan  kurang  tersedianya  bibit  bermutu,  budidaya  yang kurang efisien serta penanganan pasca panen yang kurang baik. Untuk memenuhi permintaan pasar yang cenderung meningkat maka diperlukan ketersedi

PERKEMBANGAN EMBRIO DAN IMPLANTASI PADA MAMALIA

A. Fase Embrionik          Tahap awal perkembangan ternak mamalia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa fertilisasi. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio.Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu : Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina. Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage) Tiga fase embrionik yaitu : 1. Morula Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat.Morulasi yaitu proses t

Agri Feature : Pohon Fast Growing Layak Dikembangkan di Indonesia

Tanaman Fast Growing Species (FGS) merupakan tanaman cepat tumbuh dan mempunyai masak tebang maksimal 15 tahun. FGS yang dikembangkan di Perum Perhutani diutamakan jenis-jenis valuable hardwoods . Kelebihan dari valuable hardwoods adalah : mempunyai nilai keuangan yang tinggi, harga yang baik, mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu, serta kegunaan yang luas mempunyai nilai produk akhir yang tinggi bisa diolah untuk kayu gergajian, plywood atau veneer