Langsung ke konten utama

Review: Cara Pembuatan MOL

Penjelasan mengenai cara pembuatan Mikro Organisme Lokal (MOL), seperti MOL nasi, MOL buah-buahan dan lain-lain.
Berikut ini adalah cara pembuatan MOL yang sudah dipraktekkan oleh beberapa petani di Purbalingga, Jawa Tengah. Sebelumnya, perlu diketahui mikroba berfungsi untuk menguraikan bahan organik dan mineral dalam tanah agar siap diserap tanaman. Karena itu mikroba sangat penting untuk memperbaiki tanah. Untuk memperbaiki tanah harus memperbaiki mikroba lokalnya. Mikroba tersebut bisa didapat dari rumpun bambu. Mikroba di bawah rumpun bambu paling baik untuk memperbaiki tanah, akar bambu mengeluarkan zat manis. Kita dapat mengambil atau menangkap mikro tersebut dengan nasi.

Berikut ini cara-caranya membuat mikroba,
Pertama Mikroba 1. Cara membuatnya: Masukan nasi dalam wadah (ketebalan kemudian tutup dengan kain atau kertas); Tanam wadah di bawah rumpun bambu kurang selama 3 hari; Bila sudah 3 hari mikroba sudah jadi; Mikroba ini dapat langsung digunakan dengan cara mencampur dengan air dari tunggak bambu, tebarkan di atas jerami dan kemudian tutup dengan jerami lagi. Fungsi mikroba ini adalah mengubah mineral dan unsur hara tanah agar siap diserap tanaman.

Kedua, Mikroba II . Cara membuat: campurkan Mikroba I dengan gula merah dengan perbandingan 1:1, tempatkan dalam wadah kemudian tutup dengan kertas buram, diamkan selama 3-7 hari di tempat yang sejuk dan terhindar dari sinar matahari; Mikroba II bisa disimpan selama 2-3 tahun; Mikroba yang jadi akan berwarna kecoklatan dan tidak cair atau keras; Bila dalam wadah terdapat gelembung-gelembung atau buih hal tersebut menunjukkan gula yang dicampur kurang. Jika gula terlalu banyak bahan akan menjadi keras. Penggunaan : Bahan 1 bagian dicampur air 100 bagian, baik digunakan untuk pertumbuhan tanaman.

Ketiga, Mikroba III. Cara membuat: campurlah mikroba II dengan dedak dengan perbandingan 1:1000 ; Kemudian campur dengan air hingga kadar air mencapai 65-70% (tes dengan meremas dedak, bila dedak dapat keluar dari sela-sela jari berarti kadar air sudah cukup); Tempatkan dalam wadah/botol dan tutup rapat dengan jerami yang diikat rapat. Diamkan selama 3 hari; Bahan dapat langsung digunakan di lahan dengan cara menebarkan di lahan dan tutup dengan jerami. Selamat mencoba...

**direview oleh Andika (staff kaderisasi) dari Tabloid Sinartani

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teknik Persilangan Bunga Anggrek

Indonesia merupakan pusat keanekaragaman genetik beberapa jenis anggrek yang berpotensi sebagai tetua untuk menghasilkan varietas baru anggrek bunga potong, seperti Dendrobium , Vanda , Arachnis , dan Renanthera , maupun sebagai tanaman pot, seperti Phalaenopsis dan Paphiopedilum . Prospek tanaman anggrek dianggap masih sangat cerah untuk dikembangkan. Namun  potensi  ini  belum  dimanfaatkan secara proporsional, hal ini dapat dilihat dari nilai ekpor anggrek Indonesia yang hanya 3 juta US$ per  tahun. Angka  tersebut  termasuk kecil  jika dibandingkan dengan nilai ekspor Negara tetangga Singapura 7,7 juta US$ dan Thailand 50 Juta US$.  Sementara   potensi   perdagangan   dunia  150 juta US$ per   tahun  (Bank Indonesia 2004). Rendahnya produksi anggrek Indonesia  antara  lain  disebabkan  kurang  tersedianya  bibit  bermutu,  budidaya  yang kurang efisien serta penanganan pasca panen yang kurang baik. Untuk memenuhi permintaan pasar yang cenderung meningkat maka diperlukan ketersedi

PERKEMBANGAN EMBRIO DAN IMPLANTASI PADA MAMALIA

A. Fase Embrionik          Tahap awal perkembangan ternak mamalia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa fertilisasi. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio.Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu : Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina. Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage) Tiga fase embrionik yaitu : 1. Morula Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat.Morulasi yaitu proses t

Agri Feature : Pohon Fast Growing Layak Dikembangkan di Indonesia

Tanaman Fast Growing Species (FGS) merupakan tanaman cepat tumbuh dan mempunyai masak tebang maksimal 15 tahun. FGS yang dikembangkan di Perum Perhutani diutamakan jenis-jenis valuable hardwoods . Kelebihan dari valuable hardwoods adalah : mempunyai nilai keuangan yang tinggi, harga yang baik, mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu, serta kegunaan yang luas mempunyai nilai produk akhir yang tinggi bisa diolah untuk kayu gergajian, plywood atau veneer