Setiap tahun, tepatnya
pada tanggal 21 April, kita selalu merayakan kelahiran RA Kartini. Raden Ajeng Kartini
adalah sosok tokoh pejuang perempuan legendaris asal Jepara, Jawa Tengah, yang
telah berjuang melawan pembodohan dan penindasan atas kaum perempuan pada umumnya
yang hidup di zamannya. Raden
Ajeng Kartini dilahirkan di Jepara, 21 April 1879 dari pasangan Raden Mas
Adipati Ario Sosroningrat dan M.A. Ngasirah. RA Kartini meninggal dunia pada 17
September 1904 dalam usia sangat muda, yakni usia 25 tahun. Meskipun ia sudah
meninggal dunia, jasa-jasanya dan pemikirannya akan terkenang sepanjang masa. Nama
Kartini kini telah melegenda dan menjadi symbol bagi perjuangan kaum perempuan.
Utamanya perjuangan dalam mewujudkan kesetaraan gender
yang berkeadilan.
Untuk melanjutkan perjuang kartini, kita sebagai
perempun tidak boleh hanya berpangku tangan. Kita harus mewujudkan apa yang
menjadi cita-cita kia dan bangsa. Banyak Kartini bangsa yang mampu menunjukan
kemampuannya dihalayak luar. Contohnya
saja kartini yang bernama Mia Siscawati. ia mampu menunjukan kemampuannya dalam
bidang lingkungan. Mia siscawati kartini yang satu ini lahir di Jakarta, 29 Mei
1969, ia lulus University of Washington, Department of Anthropology pada tahun
2007. Kartini yang satu ini sangat peduli dengan lingkungan khususnya pada
kondisi huan yang ada di Indonesia.
Karena kepedulian terhadap lingkungan ini membawa Mia Siscawati mendapatkan
penghargaan Kartini Awards 2009 sebagai Perempuan Indonesia Terinspiratif dalam
Bidang Lingkungan dan penghargaan dari The United States National Science
Foundation Disertation Research Scholarship pada tahun 2007.
Mia Siscawati ia
sangat memperhatikan lingkungan terutama hutan Indonesia yang kita tau sendiri sekarang
keadaannya bagaimana. Mia siscawati menyingkirkan anggapan bahwa tidak
laki-laki saja yang dapat berperan dalam pelestarian hutan tetapi wanita juga
bisa menjadi aktivis Hutan. Bukan
hanya dibidang lingkungan saja wanita juga dapat memajukan pertanian. Kebanyakan
pertanian didominasi kaum pria, tetapi anggapan itu sekarang bisa ditepis
karena wanita bisa menjadi petani yang sukses layaknya petani kaum pria. Wanita
awalnya bisa mengembangkan mulai dari pekarangan yang ada di rumah
masing-masing atau membentuk kelompok-kelompok tani wanita disekitar rumah. Untuk
melanjutkan perjuangan kartini kita mulai hal kecil dari diri kita sendiri. Selamat Hari Kartini...21 April 2010 []ty
** Buletin Mahasiswa Ilmiah (BUMI) Edisi Mei 2010 page 2
Komentar
Posting Komentar