Langsung ke konten utama

Iklim Keilmiahan di Fakultas Pertanian UNS

*) Oleh Prof. Dr. Ir. H. Suntoro Wongso Atmojo, MS. (Dekan FP UNS)

Seperti yang tertuang dalam visi Fakultas Pertanian yakni “Pertanian Terpadu yang Berkelanjutan”, berbagai upaya dilakukan untuk menghasilkan lulusan yang tangguh, kredi­bel, dan kompetensi sesuai prinsip “integrated farming” yang disebutkan, juga keterpaduan antara disiplin ilmu mengenai pertanian secara umum, ternak, dari hulu ke hilir seperti proses produksi, pengolahan sampai ke konsep agribisnis dan pemasarannya menjadi modal penting dalam mengupayakan kemajuan di bidang pertanian.

Salah satu upaya yang menunjang hal tersebut adalah membangun kerangka berpikir ilmiah. Di­mana dalam kondisi akademik dan prakteknya, hal tersebut sangat diperlukan khususnya mengenai research dan pengembangan penalaran. Seperti yang telah diketahui, minat di bidang keilmiahan akademisi fakultas pertanian sangatlah tinggi. Hal ini terbukti dengan banyaknya kegiatan ilmiah yang telah dilaksanakan seperti diskusi mahasiswa dan seminar ilmiah tingkat nasional yang juga sering dilaksanakan. Selain itu, keterlibatan mahasiswa maupun lembaga kemahasiswaan di tingkat na­sional juga nampak. Indikator yang paling menun­jukkan disini adalah unggulnya fakultas pertanian dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Terbukti dalam 3 tahun terakhir fakultas pertanian menguasai kuantitas dan kualitas PKM yang diajukan. Kepedulian dosen terh­adap karya ilmiah mahasiswa juga semakin tinggi. Untuk itu, cara berpikir ilmiah mahasiswa harus sering dipupuk. Salah satu caranya dengan mengadakan pembinaan-pembinaan. Mahasiswa juga bisa berkonsultasi dengan dosen mengenai PKM yang akan diajukan, karena kepedu­lian dosen terhadap PKM itu sendiri juga cukup tinggi. 

Berkaitan dengan keilmiahan, KSI (Kelompok Studi Ilmi­ah) dibentuk karena perlunya suatu wadah bagi maha­siswa Fakultas Pertanian untuk menggali potensi diri dan belajar menuangkan ide-ide dalam bidang keilmiahan. Namun, KSI dirasa belum nampak action-nya. Harapan­nya perlu diintensifkan lagi dalam menunjang visi dari fakultas. Selain itu, KSI diharapkan juga dapat mengk­oordinir kegiatan ilmiah di masing-masing jurusan. Se­hingga KSI dapat menjadi sentra kegiatan keilmiahan di lingkup fakultas pertanian dan menunjang visi dari fakul­tas pertanian sebagai lembaga akademisi dalam rangka mewujudkan “Pertanian Terpadu yang Berkelanjutan” dengan keterlibatan mahasiswa khususnya dalam bidang keilmiahan melalui media-media yang telah tersedia. []am

** Buletin Mahasiswa Ilmiah (BUMI) Edisi Mei 2010 page 1


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teknik Persilangan Bunga Anggrek

Indonesia merupakan pusat keanekaragaman genetik beberapa jenis anggrek yang berpotensi sebagai tetua untuk menghasilkan varietas baru anggrek bunga potong, seperti Dendrobium , Vanda , Arachnis , dan Renanthera , maupun sebagai tanaman pot, seperti Phalaenopsis dan Paphiopedilum . Prospek tanaman anggrek dianggap masih sangat cerah untuk dikembangkan. Namun  potensi  ini  belum  dimanfaatkan secara proporsional, hal ini dapat dilihat dari nilai ekpor anggrek Indonesia yang hanya 3 juta US$ per  tahun. Angka  tersebut  termasuk kecil  jika dibandingkan dengan nilai ekspor Negara tetangga Singapura 7,7 juta US$ dan Thailand 50 Juta US$.  Sementara   potensi   perdagangan   dunia  150 juta US$ per   tahun  (Bank Indonesia 2004). Rendahnya produksi anggrek Indonesia  antara  lain  disebabkan  kurang  tersedianya  bibit  bermutu,  budidaya  yang kurang efisien serta penanganan pasca panen yang kurang baik. Untuk memenuhi permintaan pasar yang cenderung meningkat maka diperlukan ketersedi

PERKEMBANGAN EMBRIO DAN IMPLANTASI PADA MAMALIA

A. Fase Embrionik          Tahap awal perkembangan ternak mamalia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa fertilisasi. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio.Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu : Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina. Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage) Tiga fase embrionik yaitu : 1. Morula Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat.Morulasi yaitu proses t

Agri Feature : Pohon Fast Growing Layak Dikembangkan di Indonesia

Tanaman Fast Growing Species (FGS) merupakan tanaman cepat tumbuh dan mempunyai masak tebang maksimal 15 tahun. FGS yang dikembangkan di Perum Perhutani diutamakan jenis-jenis valuable hardwoods . Kelebihan dari valuable hardwoods adalah : mempunyai nilai keuangan yang tinggi, harga yang baik, mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu, serta kegunaan yang luas mempunyai nilai produk akhir yang tinggi bisa diolah untuk kayu gergajian, plywood atau veneer