Langsung ke konten utama

SMA (Social Media Analyze)

   Mengungkap Fakta di balik Krisis Liquified Petroleum Gas (LPG)

 

Baru-baru ini masyarakat digegerkan dengan fenomena kelangkaan gas, salah satunya gas elpiji (LPG) 3 kg atau gas melon. Gas elpiji (LPG) merupakan salah satu gas alam berbentuk cair yang terdiri dari beberapa campuran senyawa hidrokarbon. Usut punya usut, kelangkaan tersebut terjadi akibat adanya pembatasan pemberian kuota kepada pengecer yang awalnya 20%, kini menjadi 10%. Tingkat pemakaian yang lebih tinggi dibanding jumlah ketersediaan gas juga turut mempengaruhi krisis ini.

Mengapa bisa terjadi kelangkaan gas elpiji (LPG)?

Terbatasnya pasokan energi alam, distribusi minyak tanah yang tidak teratur, serta adanya tekanan ekonomi membuat ketersediaan gas terus berkurang (Puspita & Cut Tara, 2024). Tingkat konsumsi yang lebih tinggi dibanding jumlah produk juga menjadi faktor utama gas elpiji (LPG) kian langka. Meskipun, sebenarnya gas elpiji (LPG) merupakan produk konversi sebagai pengganti minyak tanah yang diprogramkan untuk mengurangi subsidi yang dibayarkan ke APBN dan menekan angka kemiskinan.

Bagaimana cara mengatasinya?

Pada dasarnya minyak tanah yang menjadi bahan baku pembuatan gas elpiji (LPG) merupakan sumber energi tidak terbarukan, atau dengan kata lain dapat habis ketika digunakan secara terus-menerus tanpa adanya manajemen yang tepat. Adanya hal tersebut dapat dilakukan upaya sebagai berikut untuk mengatasi kelangkaan gas.

1)        Meningkatkan kesadaran bagi masing-masing individu terkait pentingnya menggunakan gas elpiji (LPG) secara bijak guna efisiensi energi

2)        Menggunakan energi alternatif atau energi terbarukan seperti biogas, guna mengurangi ketergantungan terhadap gas elpiji

3)        Meningkatkan kebijakan dan regulasi harga supaya daya konsumsi gas elpiji dapat terkendali dan tidak mengalami lonjakan

 

 


 

REFERENSI

Risal, M., & Situmorang, L. (2024). IMPLEMENTASI PROGRAM KEBIJAKAN PEMBAGIAN SUBSIDI LIQUEFIED PETROLEUM GAS 3 Kg UNTUK WARGA MISKIN DI DESA SUNGAI MANURUNG NUNUKAN. 12(3), 145–156.

Puspita & Cut Tara. (2024). POLA ADAPTASI MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI KELANGKAAN LIQUEFIED PETROLEUM GAS (LPG) (Studi Kasus di Gempong Paya Dua Kecamatan Banda Bara Kabupaten Aceh Utara). Tesis, Universitas Malikussaleh.

Sulistyowati, F.I., & Putri, G.S. (2024). Gas Melon di Solo Langka, Pertamina Tambah Pasokan 58.000 Tabung. URL: https://regional.kompas.com/read/2024/09/09/143849278/gas-melon-di-solo-langka-pertamina-tambah-pasokan-58000-tabung. Diakses tanggal 14 September 2024.


        _______________________________________ KSI FP UNS Bersama KSI, Tunjukkan Kita Punya Aksi! #KABINETRADHIKATARA #KSI2024 _______________________________________ Temukan KSI FP UNS di 📸 Instagram : @ksifpuns 🎼 Tiktok : @ksifpuns 🌐 Website : http://tulisan-kami.blogspot.com 🎥 Youtube : KSI FP UNS 📧 Email : ksi.faperta.uns@gmail.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teknik Persilangan Bunga Anggrek

Indonesia merupakan pusat keanekaragaman genetik beberapa jenis anggrek yang berpotensi sebagai tetua untuk menghasilkan varietas baru anggrek bunga potong, seperti Dendrobium , Vanda , Arachnis , dan Renanthera , maupun sebagai tanaman pot, seperti Phalaenopsis dan Paphiopedilum . Prospek tanaman anggrek dianggap masih sangat cerah untuk dikembangkan. Namun  potensi  ini  belum  dimanfaatkan secara proporsional, hal ini dapat dilihat dari nilai ekpor anggrek Indonesia yang hanya 3 juta US$ per  tahun. Angka  tersebut  termasuk kecil  jika dibandingkan dengan nilai ekspor Negara tetangga Singapura 7,7 juta US$ dan Thailand 50 Juta US$.  Sementara   potensi   perdagangan   dunia  150 juta US$ per   tahun  (Bank Indonesia 2004). Rendahnya produksi anggrek Indonesia  antara  lain  disebabkan  kurang  tersedianya  bibit  bermutu,  budidaya  yang kurang efisien serta penanganan pasca panen yang kurang baik. Untuk memenuhi permintaan pasar yang cenderung meningkat maka diperlukan ketersedi

PERKEMBANGAN EMBRIO DAN IMPLANTASI PADA MAMALIA

A. Fase Embrionik          Tahap awal perkembangan ternak mamalia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa fertilisasi. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio.Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu : Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina. Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage) Tiga fase embrionik yaitu : 1. Morula Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat.Morulasi yaitu proses t

Agri Feature : Pohon Fast Growing Layak Dikembangkan di Indonesia

Tanaman Fast Growing Species (FGS) merupakan tanaman cepat tumbuh dan mempunyai masak tebang maksimal 15 tahun. FGS yang dikembangkan di Perum Perhutani diutamakan jenis-jenis valuable hardwoods . Kelebihan dari valuable hardwoods adalah : mempunyai nilai keuangan yang tinggi, harga yang baik, mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu, serta kegunaan yang luas mempunyai nilai produk akhir yang tinggi bisa diolah untuk kayu gergajian, plywood atau veneer