Pada
hari Rabu, 25 April 2018 telah dilakanakan pelatihan jurnalistik internal KSI
yang diikuti oleh pengurus KSI periode 2018 di Kantor Surat Kabar SOLOPOS. Kegiatan
dimulai dari pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 12.30 WIB. Pengurus KSI yang
mengikuti kegiatan tersebut berangkat bersama dari Fakultas Pertanian UNS dan
sesampainya di kantor pusat SOLOPOS pengurus yang hadirpun disambut dengan
ramah oleh pihak SOLOPOS dan diajak untuk mengunjungi beberapa ruangan serta
mendengarkan penjelasan tentang SOLOPOS. Ruangan pertama yang dikunjungi yaitu
ruangan yang biasa digunakan untuk rapat karyawan, disana pengurus KSI mendapat
penjelasan awal mula SOLOPOS ada, bagaimana SOLOPOS mendapat dan memproses
berita yang ada, sampai bagaimana cara SOLOPOS sendiri memasarkan koran-koran
mereka kepada masyarakat umum ditengah era digital sekarang. Ruangan kedua yang
dikunjungi, yaitu ruang kerja yang sangat rapi dan tertata, ruangan tersebut
digunakan sebagai tempat kerja para karyawan dalam menyusun berita yang ada.
Selanjutnya, pihak SOLOPOS juga mengajak Pengurus KSI untuk naik ke lantai
tiga, dimana terdapat ruang penyiaran radio disana. Pengurus juga mendapat
penjelasan bagaimana alur penyiaran mulai dari e-mail, sms, ataupun telepon
yang masuk, hingga penyampaiannya kepada penyiar untuk dsiarkan melalui radio.
Tidak hanya penjelasan saja, tetapi Pengurus KSI yang hadir juga melihat secara
langsung bagaimana penyiar melakukan siaran langsung diradio SOLOPOS tersebut.
Ruangan terakhir yang dikunjungi yaitu, ruangan percetakan, ruang tersebut
digunakan untuk mencetak koran-koran yang nantinya siap diedarkan kepada masyarakat
luas khususnya Solo Raya. Sekian kegiatan pelatihan jurnalistik internal KSI
yang dilaksanakan di Kantor Pusat Surat Kabar SOLOPOS, semoga pelatihan ini
dapat memberikan manfaat dan pembelajaran untuk para pengurus KSI.
Indonesia merupakan pusat keanekaragaman genetik beberapa jenis anggrek yang berpotensi sebagai tetua untuk menghasilkan varietas baru anggrek bunga potong, seperti Dendrobium , Vanda , Arachnis , dan Renanthera , maupun sebagai tanaman pot, seperti Phalaenopsis dan Paphiopedilum . Prospek tanaman anggrek dianggap masih sangat cerah untuk dikembangkan. Namun potensi ini belum dimanfaatkan secara proporsional, hal ini dapat dilihat dari nilai ekpor anggrek Indonesia yang hanya 3 juta US$ per tahun. Angka tersebut termasuk kecil jika dibandingkan dengan nilai ekspor Negara tetangga Singapura 7,7 juta US$ dan Thailand 50 Juta US$. Sementara potensi perdagangan dunia 150 juta US$ per tahun (Bank Indonesia 2004). Rendahnya produksi anggrek Indonesia antara lain disebabkan kurang tersedianya bibit bermutu, budidaya yang kurang efisien serta penanganan pasca panen yang kurang baik. Untuk memenuhi permintaan pasar yang cenderung meningkat maka diperlukan ketersedi
Komentar
Posting Komentar