Langsung ke konten utama

“Hidroponik” Satu Langkah Aktualisasi Pertanian Berkelanjutan



“Hidroponik” Satu Langkah Aktualisasi Pertanian Berkelanjutan
Sejalan dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia juga mempengaruhi peningkatan jumlah konsumsi masyarakat Indonesia. Perlu adanya sikap untuk menghadapi masalah tersebut, salah satunya dengan penerapan sistem pertanian hidroponik. Hidroponik menjadi salah satu alternatif karena sangat sesuai dengan tujuan pertanian berkelanjutan yang menekankan pada pertanian yang mempertimbangkan keadaan ekologi alam, manusia dan ekonomi.
Hidroponik  merupakan  salah  satu  sistem  pertanian  masa  depan  karena  dapat  diusahakan  di berbagai tempat, baik di desa, di kota,  di lahan terbuka, atau di atas apartemen sekalipun. Luas tanah yang  sempit,  kondisi  tanah  kritis,  hama  dan  penyakit  yang  tak  terkendali,  keterbatasan  jumlah  air irigasi, musim yang tidak menentu,  dan mutu yang tidak seragam bisa ditanggulangi dengan sistem hidroponik.  Hidroponik  dapat diusahakan sepanjang  tahun tanpa  mengenal  musim.  Oleh  karena itu, harga jual  panennya  tidak  khawatir  akan jatuh.  Pemeliharaan  tanaman  hidroponik  pun  lebih  mudah karena  tempat   budidayanya  relatif   bersih,  media  tanamnya  steril,  tanaman  terlindung  dari  terpaan hujan,  serangan  hama  dan  penyakit  relatif  kecil,  serta  tanaman  lebih  sehat  dan  produktivitas  lebih tinggi
(Hartus, 2008). Secara ekonomi cukup menguntungkan dan tidak merusak alam karena hidroponik tidak menggunakan tanah melainkan menggunakan media air yang dicampur dengan pupuk organik yang biasa disebut mix AB.
Menurut Lingga (1984), bertanam secara hidroponik mempunyai banyak kelebihan antara lain perawatan lebih praktis serta gangguan hama lebih terkontrol, pemakaian pupuk lebih hemat (efisien). Tanaman yang mati lebih mudah diganti dengan tanaman yang baru. Tidak  membutuhkan  banyak  tenaga  kasar  karena  metode  kerja  lebih  hemat dan memiliki standardisasi. Tanaman dapat tumbuh lebih pesat dan dengan keadaan yang tidak kotor dan rusak. Hasil produksi lebih kontinyu dan lebih tinggi dibanding dengan penanaman di tanah. Harga jual produk hidroponik lebih tinggi dari produk non-hidroponik. Beberapa jenis tanaman bisa dibudidayakan di luar musim. Tidak  ada  risiko  kebanjiran,  erosi,  kekeringan,  atau  ketergantungan  pada kondisi alam. Tanaman  hidroponik  dapat  dilakukan  pada  lahan  atau  ruang  yang  terbatas, misalnya di atap, dapur, atau garasi. Selain kelebihan tentunya hidroponik memiliki kekurangan yaitu pemeliharaan harus dilakukan secara intensif sehingga tenaga manusia akan sangat dibutuhkan dalam pertanian hidroponik.
Merujuk pada kelebihan hidroponik dapat digunakan untuk banyak jenis tanaman, bahkan beberapa tanaman di luar musim dapat ditumbuhkan, namun lebih sering hidroponik dimanfaatkan untuk komoditas sayuran. Salah  satu  jenis  sayur  yang  mudah  dibudidayakan  adalah  tanaman  sawi. Permintaan pasarnya juga cukup stabil, sehingga resiko kerugian sangat kecil
(Wibowo dan Arum, 2013). Komoditas sayuran memang lebih sering diterapkan pada pertanian hidroponik karena lebih mudah dan lebih cepat tumbuh. Selain sayuran, tanaman berbuah seperti tomat dan stroberi juga dapat memanfaatkan pertanian hidroponik.
Kembali lagi pada pengembangan pertanian berkelanjutan harus melihat dari segi keunggulan ekonomi, ekologi alam dan manusia. Berdasarkan uraian di atas, pertanian hidroponik dapat digunakan sebagai alternatif pengembangan pertanian berkelanjutan. Media yang digunakan juga ramah lingkungan, tidak merusak alam, dan tidak memberatkan manusia. Selain itu, secara ekonomi komoditi hasil hidroponik juga tidak kalah unggul dengan usahatani biasa.


Sumber :
Hartus, T. 2008. Berkebun Hidroponik Secara Murah Edisi IX. Jakarta : Penebar Swadaya.
Lingga,  Pinus.1984.  Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Jakarta : Penebar Swadaya.
Wibowo, Sapto dan Arum Asriyanti S. 2013. Aplikasi Hidroponik NFT pada Budidaya Pakcoy (Brassica rapa chinensis). Jurnal Penelitian Pertanian Terapan. Vol. 13 (3): 159-167.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teknik Persilangan Bunga Anggrek

Indonesia merupakan pusat keanekaragaman genetik beberapa jenis anggrek yang berpotensi sebagai tetua untuk menghasilkan varietas baru anggrek bunga potong, seperti Dendrobium , Vanda , Arachnis , dan Renanthera , maupun sebagai tanaman pot, seperti Phalaenopsis dan Paphiopedilum . Prospek tanaman anggrek dianggap masih sangat cerah untuk dikembangkan. Namun  potensi  ini  belum  dimanfaatkan secara proporsional, hal ini dapat dilihat dari nilai ekpor anggrek Indonesia yang hanya 3 juta US$ per  tahun. Angka  tersebut  termasuk kecil  jika dibandingkan dengan nilai ekspor Negara tetangga Singapura 7,7 juta US$ dan Thailand 50 Juta US$.  Sementara   potensi   perdagangan   dunia  150 juta US$ per   tahun  (Bank Indonesia 2004). Rendahnya produksi anggrek Indonesia  antara  lain  disebabkan  kurang  tersedianya  bibit  bermutu,  budidaya  yang kurang efisien serta penanganan pasca panen yang kurang baik. Untuk memenuhi permintaan pasar yang cenderung meningkat maka diperlukan ketersedi

PERKEMBANGAN EMBRIO DAN IMPLANTASI PADA MAMALIA

A. Fase Embrionik          Tahap awal perkembangan ternak mamalia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa fertilisasi. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio.Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu : Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina. Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage) Tiga fase embrionik yaitu : 1. Morula Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat.Morulasi yaitu proses t

Agri Feature : Pohon Fast Growing Layak Dikembangkan di Indonesia

Tanaman Fast Growing Species (FGS) merupakan tanaman cepat tumbuh dan mempunyai masak tebang maksimal 15 tahun. FGS yang dikembangkan di Perum Perhutani diutamakan jenis-jenis valuable hardwoods . Kelebihan dari valuable hardwoods adalah : mempunyai nilai keuangan yang tinggi, harga yang baik, mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu, serta kegunaan yang luas mempunyai nilai produk akhir yang tinggi bisa diolah untuk kayu gergajian, plywood atau veneer