Tim PPK Ormawa KSI FP UNS dan Pemuda Karangbangun Sulap Limbah Sekam Padi Jadi Media Budidaya Jamur Bernilai Ekonomis
Limbah
sekam padi yang seringkali hanya menjadi tumpukan sisa penggilingan beras kini
disulap menjadi peluang usaha baru. Melalui kegiatan sosialisasi dan praktik
pembuatan baglog jamur berbahan campuran sekam padi, Tim Program Penguatan
Kapasitas (PPK) Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa) Kelompok Studi Ilmiah (KSI)
Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) mengajak generasi muda
Desa Karangbangun untuk berinovasi di sektor pertanian.
Kegiatan
yang berlangsung pada Minggu (10/8/2025) di Balai Posyandu Dusun
Karanganyar, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar ini merupakan bagian
dari rangkaian program PPK Ormawa yang didukung Direktorat Pembelajaran
Kemahasiswaan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi
(Kemendiktisaintek). Tim pelaksana terdiri dari 15 mahasiswa FP UNS
yang diketuai oleh Muhammad Ziaul Haq Faiz dengan bimbingan Bapak
Raden Kunto Adi, S.P., M.P.
Sebanyak
15 peserta dari Kelompok Taruna Tani Sumber Gede, Karang Taruna Dusun, dan
Komunitas Petani Jamur ikut ambil bagian. Kegiatan juga dihadiri oleh Bapak
Suparban selaku PPL Kecamatan Matesih serta Bapak Pandi, Ketua RT 01, sebagai
perwakilan pemerintah desa.
Sambutan dari Suparban selaku PPL
Kecamatan Matesih
Mengubah
Stigma, Menumbuhkan Minat Bertani
Acara
dibuka dengan sambutan dari ketua tim pelaksana, dosen pembimbing, dan PPL
Kecamatan Matesih. Dalam pesannya, Bapak Suparban menyoroti menurunnya
minat generasi muda terhadap pertanian. Namun, melihat antusiasme peserta, ia
optimistis kegiatan seperti ini dapat memotivasi anak muda untuk terjun kembali
ke dunia pertanian dengan sudut pandang baru: pertanian yang bersih, inovatif,
dan berdaya saing.
Penyampaian
Materi oleh Bapak Dwi Suryono selaku Narasumber Kegiatan
Belajar
dari Praktisi
Materi
utama disampaikan oleh Bapak Dwi Suryono, praktisi dan pengusaha baglog
jamur asal Polokarto dengan pengalaman lebih dari 15 tahun. Ia menyoroti tingginya
harga serbuk gergaji sebagai bahan baku media tanam jamur, sementara harga jual
baglog di pasaran sulit dinaikkan.
Inovasi penggunaan sekam padi sebagai bahan campuran menurutnya adalah solusi
cerdas: selain mengurangi limbah pertanian, juga menghemat biaya produksi.
Peserta
mendapatkan penjelasan lengkap tentang komposisi bahan, teknik pembuatan
baglog, proses pembibitan, hingga perawatan jamur. Antusiasme peserta
terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan, mulai dari umur pakai baglog,
cara membuat bibit, hingga penanganan penyakit pada jamur.
Dari
Teori ke Praktik
Tak
hanya berhenti di pemaparan materi, kegiatan dilengkapi dengan praktik
langsung pembuatan baglog jamur sekam padi. Peserta mempraktikkan tahap
demi tahap, mulai dari persiapan bahan, sterilisasi media, hingga penanaman
bibit. Pendekatan hands-on ini memastikan peserta tidak hanya
memahami teori, tetapi juga menguasai keterampilan teknis yang dapat langsung
diterapkan.
Dampak
dan Harapan
Pelatihan
ini diharapkan mendorong berkembangnya usaha budidaya jamur berkelanjutan
di desa, memberikan alternatif penghasilan tambahan, sekaligus mendukung
pengelolaan limbah pertanian yang ramah lingkungan.
Ketua
Kelompok Tani Sumber Gede, Bapak Sodik, mengapresiasi metode ini karena
biaya produksi lebih murah dengan hasil maksimal. Seorang peserta juga mengaku
senang mendapatkan ilmu baru, khususnya di bidang budidaya jamur kuping yang
sebelumnya belum pernah ia ketahui.
Menuju Pembangunan Berkelanjutan
Kegiatan ini bukan hanya sarana penerapan ilmu di lapangan, tetapi juga bentuk nyata pemberdayaan masyarakat dan kontribusi terhadap Sustainable Development Goals (SDGs) Poin 8 (Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi), Poin 9 (Inovasi dan peningkatan produktivitas), Poin 12 (Produksi berkelanjutan melalui pemanfaatan limbah), Poin 17 (Kemitraan untuk mencapai tujuan). Sebagai wujud implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, program ini menjadi langkah awal menumbuhkan minat generasi muda terhadap pertanian modern yang kreatif, menguntungkan, dan berkelanjutan.
Komentar
Posting Komentar