Langsung ke konten utama

PPKO KSI FP UNS

 PPKO KSI FP UNS dengan Dinas Pertanian Karanganyar Mengadakan Pelatihan Tricoderma dan Pestisida Nabati di Desa Karangbangun


Tim PPKO KSI FP UNS dengan Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Karanganyar melakukan pelatihan Trichoderma dan Pestisida Nabati (Pesnab) dengan mengajak petani di Desa Karangbangun untuk beralih ke teknologi alami yang lebih efisien dan berkelanjutan. Kegiatan ini dapat membuka wawasan petani terkait cara pemanfaatan mikroorganisma dan bahan nabati untuk menjaga kesuburan tanah sekaligus mengendalikan hama tanpa bahan kimia.

Kegiatan yang dilakukan oleh tim Program Penguatan Kapasitas (PPK) Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa) Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) ini diselenggarakan pada Selasa, 21/10/2025 di Balai Posyandu Dusun Karanganyar RT 01/RW 03, Desa Karangbangun, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar. Kegiatan ini dilaksanakan oleh tim PPKO KSI FP UNS yang diketuai oleh Ziaul Haq Faiz dengan anggota berjumlah 15 mahasiswa FP UNS dan didampingi oleh dosen pembimbing Raden Kunto Adi, S.P., M.P. Kegiatan ini dihadiri oleh 20 peserta yang terdiri dari anggota 8 Poktan, yaitu Ngudi Ngulyo, Ngudi Makmur, Tani Maju, Ngudi Subur, Mekar Bersama, Marsudi Tani, Mekar Sari, dan Sumber Makmur serta 1 KWT, yaitu Lismatu Bhakti. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Dr. Feriana Dwi Kurniawati, S.P., M.Si. selaku Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Karanganyar, tiga Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Kabupaten Karanganyar, Anik Darmawanti, S.P. selaku Koordinator PPL Kecamatan Matesih, dan Budi Joko Setiyono, S.Pd. selaku Kepala Dusun Karanganyar.



Kegiatan ini dimulai pukul 09.00 WIB yang diawali dengan pembukaan oleh MC, sambutan-sambutan, dan dilanjutkan dengan penyampaian materi. Materi tersebut disampaikan oleh Pardi POPT Kabupaten Karanganyar mengenai cara pembuatan tricoderma, pembuatan pestisida nabati, dan pengaplikasian keduanya. Praktik pembuatan tricoderma juga telah dilakukan dengan bahan beras. Praktik tersebut dimulai dari memasak beras selama 15 menit, memasukkan ke plastik setelah beras sudah dingin, memberi karet dan memasak beras lagi selama 15 menit, mendiamkan selama sehari lalu diinokulasi, dan menyimpannya selama dua minggu. Praktik pembuatan pestisida nabati juga dilakukan dalam waktu yang berurutan dengan menggunakan bahan buah maja, daun mindi, daun sirsak, daun brotowali, EM4, dan remahan tembakau. Praktik tersebut dilakukan dengan cara memotong semua bahan dan merebusnya ke dalam air panas hingga mendidih, menunggu beberapa waktu hingga dingin, menyaring dan menyimpan ke wadah tertutup selama seminggu.

Pardi menyatakan bahwa peserta dari praktik kali ini sangat antusias dan senang. Ia juga berterimakasih karena telah mengadakan kegiatan ini, sehingga bermanfaat bagi para petani. Harapannya, petani di Desa Karangbangun menjadi lebih handal dan berhasil berkat adanya praktik tricoderma dan pestisida nabati karena tinggal menunggu hasil selama dua minggu lagi.

Program ini, harapannya tidak hanya sebagai penerapan ilmu di lapangan, tetapi juga dapat memberdayakan masyarakat. Kegiatan ini, diharapkan dapat memberikan dampak berkelanjutan serta mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada poin 8, 9, 12, dan 17. Poin-poin tersebut, secara berurutan meliputi penciptaan pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan inovasi dalam meningkatkan produktivitas dan mengurangi dampak lingkungan, praktik produksi yang berkelanjutan melalui pemanfaatan limbah yang bertanggungjawab, dan membangun kemitraan untuk mencapai tujuan. Kegiatan ini juga termasuk wujud implementasi tri dharma perguruan tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teknik Persilangan Bunga Anggrek

Indonesia merupakan pusat keanekaragaman genetik beberapa jenis anggrek yang berpotensi sebagai tetua untuk menghasilkan varietas baru anggrek bunga potong, seperti Dendrobium , Vanda , Arachnis , dan Renanthera , maupun sebagai tanaman pot, seperti Phalaenopsis dan Paphiopedilum . Prospek tanaman anggrek dianggap masih sangat cerah untuk dikembangkan. Namun  potensi  ini  belum  dimanfaatkan secara proporsional, hal ini dapat dilihat dari nilai ekpor anggrek Indonesia yang hanya 3 juta US$ per  tahun. Angka  tersebut  termasuk kecil  jika dibandingkan dengan nilai ekspor Negara tetangga Singapura 7,7 juta US$ dan Thailand 50 Juta US$.  Sementara   potensi   perdagangan   dunia  150 juta US$ per   tahun  (Bank Indonesia 2004). Rendahnya produksi anggrek Indonesia  antara  lain  disebabkan  kurang  tersedianya  bibit  bermutu,  budidaya  yang kurang efisien serta pena...

JENIS DAN KARAKTERISTIK KAMBING LOKAL INDONESIA

Gambar Pejantan Kambing Peranakan Etawa Di Indonesia memiliki beberapa jenis kambing loka; yang memiliki potensi yang baik yang tersebar hamper di seluruh Indonesia. Banyaknya kambing persilangan menyebabkan kambing lokal di Indonesia menjadi semakin terpuruk. Hal tersebt dikarenakan kualitas genetic kambing likal masih kalah dengan kambing lokal. Namun hal tersebut tidak dapat mengakibatkan kambing lokal sudah tidak diternakan lagi. Justru pada saat ini banyak peternak yang mulai mengembangkan kambing lokal. Berikut adalah beberapa jenis kambing lokal Indonesia: A.    Kambing Marica Kambing Marica yang terdapat di Propinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu genotipe kambing asli Indonesia yang menurut laporan FAO sudah termasuk kategori langka dan hampir punah (endangered). Daerah populasi kambing Marica dijumpai di sekitar Kabupaten Maros, Kabupaten Jeneponto, Kabupaten Sopheng dan daerah Makassar di Propinsi Sulawesi Selatan. Kambing Marica punya potensi genetik yang m...

GEJALA TANAMAN KEKURANGAN UNSUR HARA

Kekurangan salah satu atau beberapa unsur hara akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak sebagaimana mestinya yaitu ada kelainan atau penyimpangan-penyimpangan dan banyak pula tanaman yang mati muda yang sebelumnya tampak layu dan mengering. Keadaan yang demikian akan merugikan petani dan tentu saja sangat tidak diharapkan oleh petani A. Gejala Kekurangan Unsur Hara Makro 1. Kekurangan Unsur Nitrogen ( N ) Gejala sehubungan dengan kekurangan unsur hara ini dapat terlihat dimulai dari daunnya, warnanya yang hijau agak kekuningan selanjutnya berubah menjadi kuning . Jaringan daun mati dan inilah yang menyebabkan daun selanjutnya menjadi kering dan berwarna merah kecoklatan. Pada tanaman dewasa pertumbuhan yang terhambat ini akan berpengaruh pada pertumbuhan, yang dalam hal ini perkembangan buah tidak sempurna, umumnya kecil-kecil dan cepat matang. Kandungan unsur N yang rendah dapat menimbulkan daun penuh dengan serat, hal ini dikarenakan menebalnya membran sel daun sedangkan selnya s...