Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2015

KSI Meet and Greets

KSI Meet and Greets     KSI Meet and Greets, begitulah nama sebuah acara yang diadakan oleh KSI yang bertujuan untuk mengakrabkan anggota dengan pengurus. Proker dari bidang POSDM ini berlangsung pada hari Kamis 23 Mei 2015 pukul 4 sore di gedung setengah jadi sebelah barat gedung C Fakultas Pertanian UNS. Meskipun cuaca pada saat itu tidak bersahabat, acara tetap dapat berjalan dengan lancar. Acara ini diadakan agar anggota KSI terutama angkatan 2013 dan 2014 tetap terhubung dengan KSI, juga sebagai sarana pemberian informasi kegiatan-kegiatan KSI mendatang. Garis besar acara ini adalah penjelasan tentang status keanggotaan dan informasi tentang proker KSI-Class dari bidang PIKMA.     Penjelasan tentang status keanggotaan disampaikan oleh Ananda Saka Prayogo yang kerap disapa Saka selaku ketua umum KSI. Saka menyampaikan bahwa anggota KSI adalah mahasiswa FP UNS yang telah mengikuti jenjang pengkaderan yang dibuat oleh bidang POSDM. Menjadi anggota KSI tidaklah sulit,

Mengidentifikasi Gejala dan Tanda Hama Penyakit

Contoh cara mengidentifikasi gejala dan tanda penyakit pada tomat.  Gejala yang muncul pada tomat muda adalah sebagai berikut Gejala muncul pada buah tomat berupa bercak kering yang bentuknya tidak beraturan Cara menentukan penyebab dari gejala yang terjadi ialah dengan: 1.  Observasi:  Langkah awal yang dilakukan untuk identifikasi ialah dengan observasi. Observasi dilakukan terhadap tanaman dengan memperhatikan gejala yang muncul serta observasi terhadap lingkungan tempat hidup tanaman. Gejala yang ada pada buah tomat berupa bercak kering yang bentuknya tidak beraturan sehingga terlihat seperti kudis. Bercak kering tersebut berwarna coklat hingga hitam, dan bagian tengahnya cekung kedalam. Terdapat semacam halo yang mengitari bercak kering tersebut dan berwarna lebih terang daripada warna buah, namun pada sebagian lainnya halo sudah tidak kentara.  Menurut narasumber yang membawa sampel, mengatakan bahwa gejala tersebut didapat dari tomat yang ditanam di rumah ka

Hidroponik Sebagai Alternatif Pertanian Berkelanjutan (ESSAI)

"HIDROPONIK SEBAGAI ALTERNATIF PERTANIAN BERKELANJUTAN"     Pertanian merupakan salah satu sektor terpenting suatu bangsa. Ada tidaknya pertanian, memiliki pengaruh yang besar bagi kelangsungan hidup warga negara. Banyak negara saling berlomba-lomba untuk mampu menyukseskan pertanian mandiri guna mencapai ketahanan pangan. Oleh sebab itu, di Indonesia pertanian berkelanjutan digalakkan untuk mewujudkan pertanian yang optimal dan mampu mewujudkan swasembada pangan.  Hasil panen yang melimpah, siklus pertanian yang cepat, dan perputaran modal yang ringan menjadi tujuan utama pertanian berkelanjutan. Hal ini karena pertanian berkelanjutan tidak hanya agar para petani mampu bertani dengan nyaman, namun juga agar dapat mencukupi kebutuhan konsumsi masyarakat Indonesia dimana hingga saat ini jumlah kebutuhan konsumsi tak sebanding dengan jumlah produksinya.     Hidroponik dianggap sebagai salah satu jalan keluar dari permasalahan pertanian saat ini. Meski banyak teknologi lain

Mewujudkan Peran Positif Pertanian untuk Indonesia Hebat

Minggu, 18 April 2015 di aula FIKP UNS diselenggarakan Seminar Caping Tani yang diadakan oleh Format (Forum Mahasiswa Agroteknologi) . Tema mewujudkan Pertanian Positif Pertanian untuk Indonesia Hebat ini menghadirkan pembicara yang luar biasa mulai dari kalangan pemerintah, pengusaha, pendidik, hingga praktisi. Pembicara dalam kegiatan ini diantaranya adalah : 1. Bp Darman Arsyad (Wakil dari Pemerintah) 2. Bp Gun Sutopo (Pemilik Sabila Farm) 3. Bp Dr. Aji Dedi Mulawarman (Wakil dari Pihak Akademis) 4. Bp T.O Suprapto (Praktisi Pertanian) Dalam acara tersebut membicarakan tentang keadaan pertanian terkini yang semakin memburuk. Menurut data kini jumlah rumah tangga petani tinggal 26,13 juta dari sebelumnya (2003), sekitar 31,17 juta. Laju penurunannya mencapai 1,75% per tahun. Jika dibandingkan total penduduk Indonesia yang kini sekitar 250 juta, jumlah petani itu tidak sampai 11%. Dengan fakta penurunan per tahun sebesar itu, sungguh ironis bila kita masih saja mengaku-aku s